Kamis, 28 Mei 2009

SKENARIO TEATERIKALISASI PUISI X-1 : MUNAJAT KAUM BINATANG

Adegan 1 : Suasana Alam Yang Alami

Scane 1 : (keheningan nan sunyi menjelang pagi datang. Diiringi suara kicauan burung)

Scane 2 : (Hewan-hewan bangun dari tidurnya.)

Scane 3 : (bunga bunga bermekaraan . kemudian para hewan menikmati indah nya aroma pagi sambil menari)

Adegan 2 : Manusia Merusak Hutan

Scane 1 : (Suara gergaji mesin terdengar, dan asap membubung di udara, hewan2 berlarian. Semua nya kacau balau)

Scane 2 : (Pohon dan bunga-bunga tak ada yang tersisa)

Adegan 3 : Keadaan hening setelah kerusakan terjadi

Scane 1 : (Suara angin yang tak biasanya)

Scane 2 : (seorang anak misterius muncul dari balik jubah, dengan disorot cahaya rembulan)

Scane 3 : (dia mengungkapkan sajak para hewan sebagai epilog)

Anak misterius : MUNAJAT KAUM BINATANG

(Liputan ekslusif dari pertemuan rahasia Masyarakat Binatang Peduli Alam)

Syahdan;

Disuatu malam yang senyap

ketika malaikat rahmat turun menawarkan ampunan

dan sekalian manusia lelap,

para binatang dari berbagai etnis dan golongan

yang masih tersisa dimuka bumi

dari golongan binatang buas,binatang air, unggas

ternak, serangga, dan segenap binatang melata

diam-diam berkumpul dipadang gersang terbuka

yang dahulu merupakan rimba belantara

tempat tinggal mereka

untuk membicarakan nasib mereka

kaitannya dengan kelakuan dan perlakuan manusia

yang kezalimannya semakin merajalela.

Scane 4 : (hewan masuk, seraya orang itu masih terus berbicara)

Dalam pertemuan akbar masyarakat binatang itu

semua kelompok menyampaikan keluhan yang sama.

domba, kambing, buaya, ular, tikus, anjing dan kecoak misalnya

menyatakan bahwa selain dilalimi,

selama ini nama mereka

telah digunakan dan dinodai oleh manusia

dengan semena-mena.

Scane 5 : (orang misterius exit)

Setelah semua menyampaikan keluhannya

tentang nasib mereka yang kian sengsara akibat ulah manusia

dan mengakui ketidak berdayaan mereka

akhirnya disepakati saat ini juga

mengadukan ihwal mereka kepada tuhan yang maha kuasa.

Demikianlah;

Onta yang mereka tunjuk memimpin doa

dengan khusyuk mulai memanjatkan munajatnya

dan sekalian binatang mengamininya

Adegan 4 : Para hewan berdo`a

Scane 1 : (Instrument pembuka untuk do`a)

Onta : “Ya Allah, ya Tuhan kami;

Ampunilah kami.

Malam ini kami yang masih tersisa dari makhluk binatang

berkumpul menyampaikan

Keluhan kami kepadaMu- kepada siapa lagi kami mengeluh

kalau bukan kepadaMu

monyet : dan ampunilah kami bila kami tergesa-gesa

menyampaikan munajat kami ini.

Sebelum kau manusia yang engkau angkat menjadi khalifahMu

memergoki dan menghabisi kami, perkenankanlah

Kami menyampaikan jeritan kami.

Istighatsah kami.

domba : Ya Allah ya Tuhan Yang Mahamengetahui;

Karena Engkau, selama ini kami siap mengabdi

dan rela berkurban untuk manusia.

tapi manusia atas nama khalifah dengan sewenang-wenang

melalimi kami.

Ular : Mereka jarah tempat tinggal kami

atau memorak-porandakannya

Monyet : Mereka rampok makanan kami

atau menghancurkannya

Buaya : Mereka rebut peran kami

atau menghentikannya

Anjing : Mereka saingi naluri kami

atau mengalahkannya

Kambing : Mereka santap keturunan kami

atau memusnahkannya

Burung pipit : Mereka rampas kehidupan kami

Sebelum sempat kami menikmatinya”

Kecoa : Engkau beri mereka kekuasaan atas dunia

Namun mereka membiarkan diri mereka dikuasai dunia

Maka semakin hari

Kelaliman dan keisengan mereka semakin menjadi-jadi.

tikus : Puji-syukur bagiMu Ya Tuhan

Engkau telah menghajar mereka

Melalui tangan-tangan mereka sendiri

Mereka kini panik dan di antara mereka bahkan menjadi kalap

Dengan bangga mereka saling terkam dan saling basmi

Mencabik-cabik kemanusiaan mereka sendira

Dan kami pun semakin tidak bisa mengenali mereka

karena mereka sudah sama dengan kami.

Bahkan dalam banyak hal mereka melebihi kami sendiri

Singa : Ya Allah ya Tuhan Yang Maha adil

Kami akui kadang-kadang kami saling terkam dan memangsa

Namun Engkau tahu karena kami terpaksa.

Bukan karena kerakusan dan kebencian.

Di antara kami memang ada yang kejam,

tapi kami tidak membakar, menyiksa,

dan sengaja memusnahkan

Karena kami tahu itu hakMu semata.

Onta : Mereka bahkan dengan berani membawa-bawa namaMu

untuk menhancurkan nilai-nilai ajaranMu yang mulia

Atas namaMu mereka meretas tali persaudaraan

Yang Engkau suruh jalin

Atas namaMu mereka mengornankan kebencian

Yang Engkau benci

Kecoak : Yang Allah ya Tuhan kami yang Mahabijaksana

Kini dikalangan manusia ada juga yang berdoa

dan melakukan istighatsah

Karena mereka resah

Tapi apakah ada yang benar-benar merasa bersalah?

Burung pipit : Mereka tidak malu terus meminta kepadaMu

Padahal segala yang mereka perlukan –

yang mereka minta atau tidak mereka minta –

terus Engkau limpahkan kepada mereka

dan mereka nikmati tanpa mereka syukuri.

Kambing : Ya Allah ya Tuhan kami yang Mahapengasih

Kamilah yang lebih pantas melakukan istighatsah

Karena kami adalah makhlukMu yang paling kalah.

Domba : Ya Allan ya Tuhan kami Yang Maha pemurah;

Kami tidak meminta apapun untuk diri kami

Kami sudah puas dengan apa yang engkau anugerahkan kepada kami

Kami hanya meminta untuk kebaikan khalifahMu

Karena hanya dengan kebaikan mereka

Kami dapat dengan tenang bersujud dan bertasbih kepadaMu

Ular : Kami memohonkan ampunan untuk mereka

Terutama untuk mereka yang tidak merasa perlu

memohon ampunan karena tidak merasa bersalah

atau tidak merasa malu.

Tikus : Ya Tuhan,

Jangan terus Engkau biarkan kalbu mereka

tertutup noda-noda dosa

Sehingga nafsu menguasai mereka

dan mengaburkan pandangan jernih mereka

Singa : Ya Tuhan,

Sadarkanlan mereka akan hakikat kehambaan dan kekhalifahan mereka

Agar mereka tetap rendah hati meski berkuasa

Anjing : agar mereka tidak terus asyik hanya dengan diri mereka sendiri

agar nurani mereka tak terkalahkan oleh hawa nafsu dan seitan

agar kasihsayang mereka tak terkalahkan oleh dendam dan kebencian

agar mereka tidak menjadi laknat dan benar-benar menjadi rahmat

bagi alam semesta.

Singa : Ataukah Engkau ya Tuhan

Memang hendak mengganti mereka

Dengan generasi yang lebih beradab?

Amin.

Adegan 5 : (ending)

Scane 1 : ( Keadaan hening dibantu dengan cahaya yang remang-remang)

Scane 2 : (1 orang penonton berdiri lalu menghampiri panggung sambil berceloteh)

Penonton : “Kamilah generasi penerus itu .. manusia yang lebih beradab... di tangan kami masa depan bumi dipertaruhkan.. kami lah hakekat manusia.. jiwa dan akal kami masih melekat dalam raga... manusia yang benar-benar manusia..yang akan mengorbankan segala yang kami milki untuk peradaban selanjutnya...”

1 komentar:

cahaya bunga mengatakan...

Bisa bantuin buat teaterikalisasi puisi? Tlg bgt

Posting Komentar

Pengikut

 

TANAH KAPOR | Creative Commons Attribution- Noncommercial License | Dandy Dandilion Designed by Simply Fabulous Blogger Templates