Adegan 1 : Suasana Alam Yang Alami
Scane 1 : (keheningan nan sunyi menjelang pagi datang. Diiringi suara kicauan burung)
Scane 2 : (Hewan-hewan bangun dari tidurnya.)
Scane 3 : (bunga bunga bermekaraan . kemudian para hewan menikmati indah nya aroma pagi sambil menari)
Adegan 2 : Manusia Merusak Hutan
Scane 1 : (Suara gergaji mesin terdengar, dan asap membubung di udara, hewan2 berlarian. Semua nya kacau balau)
Scane 2 : (Pohon dan bunga-bunga tak ada yang tersisa)
Adegan 3 : Keadaan hening setelah kerusakan terjadi
Scane 1 : (Suara angin yang tak biasanya)
Scane 2 : (seorang anak misterius muncul dari balik jubah, dengan disorot cahaya rembulan)
Scane 3 : (dia mengungkapkan sajak para hewan sebagai epilog)
Anak misterius : MUNAJAT KAUM BINATANG
(Liputan ekslusif dari pertemuan rahasia Masyarakat Binatang Peduli Alam)
Syahdan;
Disuatu malam yang senyap
ketika malaikat rahmat turun menawarkan ampunan
dan sekalian manusia lelap,
para binatang dari berbagai etnis dan golongan
yang masih tersisa dimuka bumi
dari golongan binatang buas,binatang air, unggas
ternak, serangga, dan segenap binatang melata
diam-diam berkumpul dipadang gersang terbuka
yang dahulu merupakan rimba belantara
tempat tinggal mereka
untuk membicarakan nasib mereka
kaitannya dengan kelakuan dan perlakuan manusia
yang kezalimannya semakin merajalela.
Scane 4 : (hewan masuk, seraya orang itu masih terus berbicara)
Dalam pertemuan akbar masyarakat binatang itu
semua kelompok menyampaikan keluhan yang sama.
domba, kambing, buaya, ular, tikus, anjing dan kecoak misalnya
menyatakan bahwa selain dilalimi,
selama ini nama mereka
telah digunakan dan dinodai oleh manusia
dengan semena-mena.
Scane 5 : (orang misterius exit)
Setelah semua menyampaikan keluhannya
tentang nasib mereka yang kian sengsara akibat ulah manusia
dan mengakui ketidak berdayaan mereka
akhirnya disepakati saat ini juga
mengadukan ihwal mereka kepada tuhan yang maha kuasa.
Demikianlah;
Onta yang mereka tunjuk memimpin doa
dengan khusyuk mulai memanjatkan munajatnya
dan sekalian binatang mengamininya
Adegan 4 : Para hewan berdo`a
Scane 1 : (Instrument pembuka untuk do`a)
Onta : “Ya Allah, ya Tuhan kami;
Ampunilah kami.
Malam ini kami yang masih tersisa dari makhluk binatang
berkumpul menyampaikan
Keluhan kami kepadaMu- kepada siapa lagi kami mengeluh
kalau bukan kepadaMu”
monyet : “dan ampunilah kami bila kami tergesa-gesa
menyampaikan munajat kami ini.
Sebelum kau manusia yang engkau angkat menjadi khalifahMu
memergoki dan menghabisi kami, perkenankanlah
Kami menyampaikan jeritan kami.
Istighatsah kami.”
domba : “Ya Allah ya Tuhan Yang Mahamengetahui;
Karena Engkau, selama ini kami siap mengabdi
dan rela berkurban untuk manusia.
tapi manusia atas nama khalifah dengan sewenang-wenang
melalimi kami.”
Ular : “Mereka jarah tempat tinggal kami
atau memorak-porandakannya”
Monyet : “Mereka rampok makanan kami
atau menghancurkannya”
Buaya : “Mereka rebut peran kami
atau menghentikannya”
Anjing : “Mereka saingi naluri kami
atau mengalahkannya”
Kambing : “Mereka santap keturunan kami
atau memusnahkannya”
Burung pipit : “ Mereka rampas kehidupan kami
Sebelum sempat kami menikmatinya”
Kecoa : “ Engkau beri mereka kekuasaan atas dunia
Namun mereka membiarkan diri mereka dikuasai dunia
Maka semakin hari
Kelaliman dan keisengan mereka semakin menjadi-jadi.”
tikus : “Puji-syukur bagiMu Ya Tuhan
Engkau telah menghajar mereka
Melalui tangan-tangan mereka sendiri
Mereka kini panik dan di antara mereka bahkan menjadi kalap
Dengan bangga mereka saling terkam dan saling basmi
Mencabik-cabik kemanusiaan mereka sendira
Dan kami pun semakin tidak bisa mengenali mereka
karena mereka sudah sama dengan kami.
Bahkan dalam banyak hal mereka melebihi kami sendiri”
Singa : “Ya Allah ya Tuhan Yang Maha adil
Kami akui kadang-kadang kami saling terkam dan memangsa
Namun Engkau tahu karena kami terpaksa.
Bukan karena kerakusan dan kebencian.
Di antara kami memang ada yang kejam,
tapi kami tidak membakar, menyiksa,
dan sengaja memusnahkan
Karena kami tahu itu hakMu semata.”
Onta : “Mereka bahkan dengan berani membawa-bawa namaMu
untuk menhancurkan nilai-nilai ajaranMu yang mulia
Atas namaMu mereka meretas tali persaudaraan
Yang Engkau suruh jalin
Atas namaMu mereka mengornankan kebencian
Yang Engkau benci”
Kecoak : “Yang Allah ya Tuhan kami yang Mahabijaksana
Kini dikalangan manusia ada juga yang berdoa
dan melakukan istighatsah
Karena mereka resah
Tapi apakah ada yang benar-benar merasa bersalah?”
Burung pipit : “Mereka tidak malu terus meminta kepadaMu
Padahal segala yang mereka perlukan –
yang mereka minta atau tidak mereka minta –
terus Engkau limpahkan kepada mereka
dan mereka nikmati tanpa mereka syukuri.”
Kambing : “Ya Allah ya Tuhan kami yang Mahapengasih
Kamilah yang lebih pantas melakukan istighatsah
Karena kami adalah makhlukMu yang paling kalah.”
Domba : “Ya Allan ya Tuhan kami Yang Maha pemurah;
Kami tidak meminta apapun untuk diri kami
Kami sudah puas dengan apa yang engkau anugerahkan kepada kami
Kami hanya meminta untuk kebaikan khalifahMu
Karena hanya dengan kebaikan mereka
Kami dapat dengan tenang bersujud dan bertasbih kepadaMu”
Ular : “Kami memohonkan ampunan untuk mereka
Terutama untuk mereka yang tidak merasa perlu
memohon ampunan karena tidak merasa bersalah
atau tidak merasa malu.”
Tikus : “Ya Tuhan,
Jangan terus Engkau biarkan kalbu mereka
tertutup noda-noda dosa
Sehingga nafsu menguasai mereka
dan mengaburkan pandangan jernih mereka”
Singa : “Ya Tuhan,
Sadarkanlan mereka akan hakikat kehambaan dan kekhalifahan mereka
Agar mereka tetap rendah hati meski berkuasa”
Anjing : “agar mereka tidak terus asyik hanya dengan diri mereka sendiri
agar nurani mereka tak terkalahkan oleh hawa nafsu dan seitan
agar kasihsayang mereka tak terkalahkan oleh dendam dan kebencian
agar mereka tidak menjadi laknat dan benar-benar menjadi rahmat
bagi alam semesta.”
Singa : “Ataukah Engkau ya Tuhan
Memang hendak mengganti mereka
Dengan generasi yang lebih beradab?
Amin.”
Adegan 5 : (ending)
Scane 1 : ( Keadaan hening dibantu dengan cahaya yang remang-remang)
Scane 2 : (1 orang penonton berdiri lalu menghampiri panggung sambil berceloteh)
Penonton : “Kamilah generasi penerus itu .. manusia yang lebih beradab... di tangan kami masa depan bumi dipertaruhkan.. kami lah hakekat manusia.. jiwa dan akal kami masih melekat dalam raga... manusia yang benar-benar manusia..yang akan mengorbankan segala yang kami milki untuk peradaban selanjutnya...”
1 komentar:
Bisa bantuin buat teaterikalisasi puisi? Tlg bgt
Posting Komentar