Senin, 15 Juni 2009

SEMINAR DAN WORKSHOP CINEMATOGRAFI PELAJAR

RANGKAIAN KEGIATAN RESITAL IV – Pekan Seni Budaya Smansa 2009

Bertempat di ruang multi media SMA Negeri I Sumenep, pada hari senin, 15 Juni 2009, tepat pukul 15.30 seminar dan wokshop dihadiri oleh seluruh Anggota ekskul cinematografi, perwakilan kelas X dan XI serta diikuti oleh perwakilan komunitas cinema MAN dan SMA Muhammadiyah 1 Sumenep. Seminar dihadiri oleh nara sumber dari Staf Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Timur yang sekaligus sebagai Dosen Film di STKW Surabaya serta praktisi dan pengamat film pelajar yaitu Bapak Antok Agusta, S.Sn.

Diawali dengan pemutaran film indie “UPACARA” karya XI IIA-3 SMANSA, perbincangan dimulai dan diskusi nampak hidup. Pemaparan tentang tehnik-tehnik cinematografi yang memang selama ini kita kurang apresiatif, sehingga apa yang dihasilkan selama ini banyak terdapat kekurangan. Antusias peserta seminar dengan pertanyaan-pertanyaan tentang keinginantahuan ilmu-ilmu cinematografi mampu dipaparkan oleh nara sumber dengan komunikatif sekali. Ada beberapa point yang dapat disampaikan, diantaranya tentang apa sebenarnya sinema itu, tak lain adalah yang pertama pengungkapan komunikasi dengan bahasa gambar, kedua, karena cinema itu gambar yang bergerak, sehingga dalam pengambilan gambar seharusnya kamera selalu bergerak dalam satu kali tik (shoot), yang ketiga adalah pengambilan harus detil sehingga makna dari gambar sampai kehadapan penonton. Menarik memang saat kita semakin paham akan dunia film, sehingga karya film akan mampu berbicara tentang tuangan-tuangan ide kita melalui gambar tidak lagi melalui media lisan atau tulis.

Memang layak dan patut dijadikan perhatian karena fenomena yang terjadi pada perkembangan dunia film pelajar tidak masuk pada ruang karya pop atau iindustri hiburan, film pelajar lebih cenderung mengangkat tema dari dunianya sendiri dan persoalan-persoalan yang dekat dengan lingkungannya. Sedang dunia industri film yang dapat kita lihat searang ini banyak mengangkat tema untuk kebutuhan rating (peringkat penonton) dan nilai keuntungan penjualan dari produk film yang diproduksi. Hal inilah yang nantinya diharapkan dari kemunculan film-film pelajar membuat karya untuk sebuah pencerahan pemikiran yang kritis dan inovatif, khususnya pada dunianya, yaitu dunia pelajar.

Motiviasi-motivasi bagi movie maker pelajar SMANSA untuk selalu berkarya disambut hangat oleh peserta seminar dan workshop kali ini, mereka gelisah dan pertanyaan-pertanyaan dicecarkan pada Bp. Antok agusta. Dan beliau yakin bahwa sebentar lagi akan muncul movie maker dari SMANSA khususnya dan Madura pada umumnya yang akan mewarnai dunia perfilman di negeri kita ini. Karena pada perkembangannya kini banyak diisi oleh film jaelangkung dan terowongan casabalanca. Miris memang kalau seluruh konsumen film dijejali dengan tema-tema tentang dunia gaib, gosip dan kemelaratan serta penderitaan orang lain dijual ke publik, apalagi sebagian besar penontonnya adalah kalangan pelajar. Pertanyaannya kini adalah mau dibawa kemanakah ruang apresiasi pelajar saat ini dengan dunia hiburan yang sudah merambah keruang-ruang pribadi?

Apa yang dikerjakan oleh movie makers di Smansa dengan acara resital ini akan memberikan harapan dan pencerahan bagi dunia film pelajar ke depannya, ini mungkin harapan atau pernyataan dari nara sumber Bp. Antok Agusta kepada peserta seminar dan workshop cinema pelajar dalam rangkaian Resital IV – pekan Seni Budaya Smansa 2009. **Selamat Resital IV***

0 komentar:

Posting Komentar

Pengikut

 

TANAH KAPOR | Creative Commons Attribution- Noncommercial License | Dandy Dandilion Designed by Simply Fabulous Blogger Templates