Senin, 22 Juni 2009

IDE SEDERHANA KAYA WARNA

Membuat atau mencipta sebuah karya bukanlah sesuatu yang sulit, tetapi sangatlah mudah. Itulah sedikit pesan yang bisa ditangkap setelah menonton film indie karya siswa kelas XI A4 dengan judul “Apa Ye”. Bagaimana tidak, ide pembuatan film ini tidaklah begitu dahsyat dan tidak melalui proses diskusi panjang internal tim produksi. Ide film ini muncul tiba-tiba tanpa nyana dari seorang anggota tim yang telah frustasi mencari ide funtastik.

Ide film “Apa Ye” berawal dari kegagalan. Ceritanya berawal dari kegagalan tim produksi membuat skenario film. Skenario film yang telah ditulis dalam bentuk skrip ditolak mentah-mentah oleh Pembina sinematografi Pak Agus. Skenario ditolak Pembina, tim segera mencari ide baru dan kemudian dibuat skenario lagi. Lagi-lagi skenario dicorat-coret oleh pembina karena dianggap tidak menarik dan salah sana-sini. Peristiwa penolakan ini terjadi berulang-ulang dan membuat tim produksi pusing tujuh keliling. Segala usaha mereka lakukan untuk mendapatkan ide film yang akan mereka produksi. Mereka menjelajah di dunia maya menggunakan alat jejaring dunia maya, datang ke konsultan ide kreatif, bahkan sempat datang ke Mbah Dukun untuk dijampi-jampi supaya otak menjadi encer dan keluar ide cemerlang. Sungguh nahas, hasilnya nihil. Ide menarik untuk produksi film tidak muncul-muncul.

Ditengah stress stadium tiga yang melanda tim produksi muncul ide tak dinyana. Salah seorang anggota tim mengungkapka ide untuk mengangkat kegagalan tim membuat scenario film diangkat menjadi film. Ide ini ibarat oase ditengah pasir menjadi pengobat dahaga bagi tim produksi yang haus akan ide. Segera setelah itu tim menemui Pembina. Kali ini beda, Pak Agus langsung menyambut baik ide mereka dan segera dibuat skenarionya. Selanjutnya sesegera mungkin dilakukan produksi.

Setelah disetujui pembina, tim produksi segera tancap gas melakukan produksi film. Film ini diberi judul “Apa Ye”, sebuah ungkapan dalam bahasa Madura. “Apa Ye” berarti “Apa Ya”, sebuah ungkapan yang menyatakan dalam keadaan kebingungan dan sedang mencari jalan keluar kira –kira apa dan bagaimana. Jalan keluar sudah mereka temukan dan jadilah film indie karya XI A4.

Menonton film ini kita teringat akan ide awal produksi airminum mineral dalam kemasan. Pada awal digulirkan ide untuk menjual air minum mineral dalam kemasan botol plastik ditolak mentah-mentah oleh orang dan dianggap tidak masuk akal. Karena orang-orang Indonesia tidaklah kekurangan air minum. Sekalipun idenya ditolak dan dianggap tidak masuk akal, mereka tetap memproduksi air minum itu. Hasilnya, air minum mineral itu mendapat sambutan dari masyarakat. Air kemasan itu laku keras dipasaran. Bahkan hingga saaat ini merek air minum itu menjadi penguasa pasar bisnis air minum mineral kemasan.

Film “Apa Ye” karya siswa XI A4 banyak memberikan pelajaran hidup bagi penonton. Pelajaran hidup itu antara lain, 1) ide harus dicari, kalau perlu diburu. Ide tidak akan datang dengan sendirinya, 2) sebuah karya tidak selalu diawali ole ide besar, kadang ide sederhana (kecil) apabila diproses dengan benar akan menjadi karya besar, 3) dalam hidup janganlah mudah menyerah terhadap masalah, hadapi dan berjuanglah untuk mencarikan jawabannya. Setiap masalah pasti ada jalan keluarnya.

Syafiuddin Syarif , Guru Bhs. Jepang SMAN 1 SUMENEP

0 komentar:

Posting Komentar

Pengikut

 

TANAH KAPOR | Creative Commons Attribution- Noncommercial License | Dandy Dandilion Designed by Simply Fabulous Blogger Templates