Senin, 22 Juni 2009

SMANSAS INDIE FESTIVAL FILM 2009 GOES TO “UPACARA”


Resital smansa 2009 berakhir semalam (21 juni 2009). Acara ditutup dengan acara puncak yaitu penganugerahan penghargaan kepada pemenang lomba recital yaitu film indie, mading tiga dimensi, batik, poster, juga teater. Yang paling menarik adalah penganugerahan penghargaan terhadap pemenang festival film indie. Malam penganugerahan pemenang sekaligus penutupan recital dikonsep seperti penganugerahan karya film tingkat dunia.

Tampil sebagai pemenang dalam dalam festival film indie adalah film karya kelas XI A3 dengan judul “Upacara” yang bercerita tentang nasionalisme. Keputusan panitia menetapkan film “Upacara” sebagai The Best Film menimbulkan pro dan kontra terutama dari kalangan cineas muda Smansa Sumenep. Kontra terhadap keputusan panitia penilai didasari anggapan bahwa kualitas film yang mengikuti turut serta dalam festival tahun ini lebih banyak dan baik dari sebelumnya. Serta adanya anggapan bahwa banyak film yang lebih menarik dari “Upacara”, sebut saja 75= tuntas, Becak, Senyum Yang Terabaikan,Ibuku Becak dan lainnya.

Kontroversi ini bisa diakhiri apabila kita memiliki konsep film indie. Konsep film indie akan dipahami apabila mempelajari teori film indie. Indie berasal dari Independent, yang berarti bebas, berdiri sendiri. Berarti sesuatu yang berbeda dan tidak sama dengan yang ada. Film indie berarti film yang berdiri sendiri dan berbeda dengan film-film yang sudah ada. Film indie adalah bentuk perlawanan terhadap kemapanan dan keluar dari maeinstream perfilman kekinian dengan. Ini dilakukan dengan menciptakan jalan sendiri. Film indie durasinya pendek, karena pendek pastinya jlimet . Sutradara dituntut bisa mengungkapkan ide secara utuh ke gambar film dan harus bisa ditangkap secara penuh oleh penonton. Film indie sangat miskin dialog. Dialog digantikan dengan gambar gerak yang divisualisasikan dalam bentuk film. Tanpa dialog, dengan melihat gambar yang ditampilkan penonton mengerti maksudnya. Disini gambar yang berbicara. Untuk itu dibutuhkan kameramen yang hebat yang mengerti anggle dan dari sudut mana gambar akan di shoot. Selain itu dibutuhkan editor unggul dan telaten.

Setelah kita mendapatkan konsep film indie tentunya keputusan panitia menetapkan film “Upacara” sebagai pemenang tidaklah salah. Diantara film lainnya “Upacara” sebuah karya film yang lebih dekat pada konsep film indie, sekalipun film tersebut compang-camping disana-sini. Sementara film lainnya masih kental dengan aroma sinetron. “upacara” sebuah film yang tanpa dialog, tetapi dengan gambar yang disajikan penonton mengerti atas apa yang dimaksudkan. Berbeda dengan lainnya yang mengandalkan dialog untuk menyampaikan maksud dan pesan film.

Sukses untuk “Upacara” XI A3, juga sukses untuk panitia rersital khususnya untuk ketua pelaksana yang selalu pulang malam. Dan diantaranya diselingi dengan tangis dan derai air mata. Puas!, puas!, puas!.

Syafiuddin Syarif, Guru Bhs. Jepang SMAN 1 Sumenep

1 komentar:

Loethfi Bakrie mengatakan...

sukses selalahu buat SMAN 1 Sumenep
from Crystal band indie sumenep

Posting Komentar

Pengikut

 

TANAH KAPOR | Creative Commons Attribution- Noncommercial License | Dandy Dandilion Designed by Simply Fabulous Blogger Templates