Diawali dengan persiapan yang matang, kelas X-8 memberikan kesan yang berbeda dengan saat-saat latihan. Penata property sibuk mencari topeng kek kek dan berlari menuju stand mading kelas unggulan. Kerjasama dan kedisiplinan udah menampakkan hasilnya. Persiapan property dan setting juga dilakukan dengan baik, perubahan kerja yang patut saya hargai...
Sekejap kemudian...
Muncul diatas panggung sesosok pemain dengan pakaian serba hitam dan menciptakan suasana yang ritual. Beberapa pemain pria bertopeng menjadi background, menciptakan suasana kembali mengenal kesenian tradisional kita yaitu topeng dhalang. Dengan mengambil ide garap puisi topeng dhalang, kelas X-8 mencoba memberikan tawaran kepada kita nuansa tradisi pada nuansa modern. Persilangan budaya.
Puisi dibawakan dan alur mulai bergerak, komposisi demi komposisi tergarap apik, dan suasana tercipta. Memang nampak beberapa kelemahan garap terutama keaktorannya. Gerak pemain yang semrawut kurang tertata rapi muncul dibeberapa adegan. Persipan yang kurang atau memang kemampuan pemain cuma sebegitu...taok....
Garapan pertama usai....
Dan Gedebuk ......jatuh deh, salah seorang terpeleset
Dibelakang penata property sibuk menyalakan lilin dan nampak mengucurkan butiran-butiran peloh koneng, kerja sendiri, sesuatu semangat tanggung jawab yang sangat luar biasa. Melayani dengan tulus seluruh kebutuhan pemain, membuktikan bahwa kerja kesenian memang butuh ketulusan.
Kerjasama yang kompak saling membantu kebutuhan pemain, ini menunjukkan bahwa kerjasama pada kerja teater sangatlah dibutuhakan.
Pemusik mencoba-coba alat musiknya agar sesuai dengan garapan waktu latihan. Sutradara kesana-kemari dengan meneteng peralatan make up untuk membuat wajah pemain nampak semakin berkarakter. Namun ya itu, kelas ini khan memang dikenal dengan kelas yang berkarakter ”caremeh” jadinya saat kerjapun ya begitu deh...
Beberapa laskar sepuluh delapan dengan memegang bendera seperti prajurit yang lagi selasai nonton pertandingan sepak bola antara MU dan All indonesia, karena make up yang dikenakan seperti seporter sepak bola.
Para pemain dengan mengenakan kain hitam dan membawa lentera memasuki panggung. Suasana khidmat nampak diciptakan, lalu mengguman membuat semakin khitmad suasana peristiwa yang dijalinnya. Dengan ber make up fantasi lebur sudah karakter yang ditonjiolkannya. 2 sosok dengan baju dan kain serba putih mulai melontarkan puisi-puisi patriotisme.
Perlu menjadi catatan adalah membina suasana dan alur harus dipertahankan selama pertunjukan. Dan kapasitas keaktoran agar dilakukan pembenahan agar karya kelas X-8 semakin mantap dan ok....****agusteater
0 komentar:
Posting Komentar