Sabtu, 13 Juni 2009

GLADI BERSIH KELAS X-7 : SMANSA NANGGAP TOPENG MONYET

Nyampek rumah....Makan terburu-baru...sampek senyamana buter tak sempet ekaloduk karena waktu sudah menunjuk pukul 1 siang...pamitan ama anak istri yang lagi kangen untuk nongkrong sejenak bersama keluarga. Tapi.....

Aula masih kosong dan ternyata...”baremma neka pak, nak kanak gik tak padha dateng”, kalimat itu yang keluar dari mulut pimpinan produksi kelas X-7 yang sebenarnya sudah waktunya melakukan gladi bersih. Satu persatu anak-anak masuk aula dan seperti biasanya melakukan beberapa aktivitas, membunyikan peralatan musik perkusi, ngerobol n ngerumpi, bengong dan sutradarapun nampak gelisah dibuatnya.

Seorang penata setting dengan menenteng tas pasar, berangsel bak bolang dengan helm tanpa dicopot memasuki aula, oh ternyata dia yang bertanggung jawab perlengkapan propertynya. Beberapa kali suara tembakan senapan angin membahana di rung aula, seperti menembak bajing loncat kemarin lusa di daerah Tuban, tapi yang ini bukan. Pimpro nampak lagi pedekate dengan seseorang yang dari tadi memang selalu memperhatikan tingkah laku si pimpro. Di dekati oleh penata musik sehingga membuyarkan suasana...love heart kalik....hehehe.

Monyet-monyet berkeliaran diaula dan suasana demikian menjadi setting kejadian atau peristiwa yang diciptakan dalam garapan karya teater kelas X-7... break....ada kecelakaan panggung terjadi....

Setelah dilakukan penyelamatan....motak-motak in action kembali, kebiasaan-kebiasaan monyet diperankan sangat menarik. ”Buah pisang..oh enak rasanya”, celotehan monyet setelah tarian kebersamaan. Muncul monyet benciong dan digoda oleh bererapa monyet yang lain, sebentar kemudian terjadi kejar-kejaran dan saling bermain-main, namun ..dooor.... pemburu datang menembak sala satu monyet, dan terkapar...seluruh si hutan gelisah dan marah atas kejadian tersebut....pemburu tersebut muncul dan ternyata pemburu monyet tersebut adalah juragan atau pengamen topeng monyet. Monyet tersebut diajari untuk melakukan pelatihan, kesalahan demi kesalahan dilakukan untuk proses pembelajaran calon monyet yang cerdas tersebut. Lambat laun pintar sudah dan... luluslah si monyet tersebut dengan predikat summa cum laude. Nah ide untuk membiniskan kepinteran monyet tersebut untuk diajdikan mata pencaharian dimulailah sudah. Yap kira-kira idenya adalah...memanusiawikan monyet dan memonyetkan manusia...beberapa saat pertunjukan topeng monyet dimulai dan...monyet aja bisa tapi kenapa manusia tidak bisa...namun apa yang menjadi tawaran dari pertunjukan karya kali ini... ternyata pada endingnya adalah sebuah perlawanan yang dilakuka oleh monyet-monyet untuk membebaskan temannya dari belenggu ekonomi manusia...inilah mungkin sebuah perlawanan agar manusia tidak sekedar mencerdaskan monyet untuk sebuah kepentingan tapi marilah memanusiwikan monyet pada tempatnya...

Beberapa catatan yang perlu diperhatikan adalah unsur pemeranan yang hampir rata mengalami penurunan intensitas emosi. Penggunaan setting yang membahayakan pemain dan akan menyebabkan kecelakaan panggung perlu menjadi penanganan lebih lanjut oleh penata setting. Musik juga disana-sini blank dan tidak membuat keharmonisan dengan pertunjukan. Namun apa yang sudah dikerjakan selama ini patut diapresiasi bersama dengan tawaran ide cerita kehadapan penonton...selamat berResital IV kelas X-7. ****agusteater

2 komentar:

D'MAXENT Comunity mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
D'MAXENT Comunity mengatakan...

Wui,, pak klo ngasi catatan jgn banyak-banyak. Je' matodusen kellas SAPOLO PETTO'....
Ank-ank waktu itu lagi dateng cepeknya, lagiyan masih pusing mikirin remidian, kemma mading ta' mare. (!_!)

Posting Komentar

Pengikut

 

TANAH KAPOR | Creative Commons Attribution- Noncommercial License | Dandy Dandilion Designed by Simply Fabulous Blogger Templates