1. TEMA KARYA
Kehidupan yang awalnya aman, tentram dan damai sontak kacau balau karena pasukan Prabu Gangsa Dewa akan menyerang wilayah kekuasaan Prabu Baladewa.
2. LATAR BELAKANG PENCIPTAAN
Di daerah Madura, khususnya wilayah kabupaten Sumenep masih banyak kita temui kesenian tradisional yang tumbuh dan berkembang sebagai media hiburan atau hajatan. Nilai-nilai tradisi diwilayah pedesaan sudah hampir menipis karena perkembangan budaya global (industri) yang masuk keruang-ruang pribadi tanpa mampu difilter. Apalagi di daerah perkotaan nilai-nilai tradisi sudah bisa dikatakan kalah dengan arus budaya industri yang menjadi trend baru bagi
Kami sebagai guru seni budaya merasa gelisah karena para siswa sudah kehilangan akar budayanya, kearifan local sudah digantikan dengan kearifan globalisasi. Maka untuk itu kami mencoba menggarap wilayah seni tradisi untuk dilakukan revitalisasi agar para siswa dapat menikmati, melakukan dan belajar seni tradisional ke dalam bentuk kemasan kekinian. Ini diharapkan agar seni tradisi tidak kehilangan penyangga budayanya tetapi mampu eksis detengah-tengah arus budaya global (industri) dan juga berkenan masuk ke wilayah kaum muda (siswa).
Topeng Dhalang salah satu bentuk teater tradisional yang sampai sekarang masih mampu mempertahankan hidupnya walaupun intensitas pertunjukannya sudah megap-megap (alias koma). Wayang kulit yang pernah berkembang ditengah-tengah masyarakat Sumenep, saat ini sudah punah dan menjadi salah satu benda budaya yang meramaikan koleksi museum. Tetembangan dan karawitan sudah menjadi media ekspresi yang langkah ditengah-tengah dentuman musik modern ditangan pelajar (kaum muda), cerita Ramayana dan Mahabarata sudah menjadi buku antik dan digantikan dengan cerita Harry Potter sebagai bahan bacaan anak muda saat ini. Nah dengan berbagai fenomena yang kami dapatkan, maka kami mencoba menawarkan kembali melalui karya seni pertunjukan ini untuk menggarap kembali kekayaan tradisi untuk dijadikan kemasan kekinian agar siswa mengenal kembali kekayaan tradisi kita.
Dengan mengkolaborasi kembali unsur seni Topeng Dhalang, wayang kulit, sastra lisan, tetembangan, karawitan dan tarian ke dalam kemasan seni pertunjukan merupakan sebuah usaha untuk memperkenalkan kembali kepada masyarakat saat ini yang ditelan oleh arus globalisasi.
Hal inilah yang melatarbelakangi penciptaan karya seni pertunjukan dengan judul “AROKAT MEMPE” .
3. DESKRIPSI KARYA
a. Adegan :
1. Lima anak-anak bermain petak umpet
2. Lima anak-anak lagi sebagai prajurit
3. Latihan bela diri dengan pasukan berkuda.
4. Capek bermain mereka ketiduran
5. Seorang anak kesurupan dan bermimpi
6. Prabu Gangsa Dewa datang ingin melamar Sembadra sebagai istrinya.
7. Ki dalang masuk dan diiringi dengan tarian rokat (penyucian)
8. Ki dalang menuturkan pasukan Prabu Gangsa Dewa akan menyerang Prabu Kresna karena maksud dan tujuan untuk melamar Sembadra tidak bisa dikabulkan.
9. Prabu Gangsa Dewa menggoda Sembadra
10. Prabu Gangsa Dewa dihalangi niatnya oleh Prabu Bambang Wijaya Kusuma dan terjadilah pertengkaran diantara keduanya, dan Prabu Gangsa Dewa berhasil diusir oleh Prabu Bambang Wijaya Kusuma.
11. Pasukan Bambang Wijaya Kusuma bersiap-siap untuk menghadapi pasuka Prabu Gangsa Dewa.
12. Pertempuran antara pasukan Prabu Gangsa Dewa dengan Pasukan Prabu Wijaya Kusuma dan dimenangkan pasukan Bambang Wijaya Kusuma.
13. Ki dalang menutup adegan dengan bahwa semua kejadian tersebut hanyalah mimpi semata.
b. Tokoh (Pemain) :
1. Prabu Bambang Wijaya Kusuma
2. Prabu Gangsa Dewa
3. Sembadra
4. Ki Dalang
5. Prajurit Prabu Gangsa Dewa ( 5 Peraga Teater)
6. Prajurit Bambang Kusuma Wikaya ( 5 Penari)
c. Alat Musik :
1. Kendang
2. Kenong
3. Saron
4. Gong
5. Senar Drum
6. Dung-Dung
7. Siter
8. Bass Drum
9. Seruling
d. Property :
1. 5 (lima) buah wayang
2. 1 (satu)Gunungan
3. Tongkat bambu
4. Polok
e. Setting :
1. Kelir putih
2. 2 (dua) tempat obor
3. Tempat batang pisang
f. Koustum :
1. 3 (tiga) Tokoh Topeng Dhalang
2. Samper nyecceng
3. Koustum Kontemporer
g. Lampu (lighting) :
Macam :
1. General
2. Spot light (biru, kuning, hijau, violet, merah)
3. Fresnel ( Biru, kuning, hijau, merah)
Suasana
Suasana :
1. Pedesaan
2. Riang (gembira)
3. Sedih
4. Peperangan
5. Agung
Prabu Kresna bertapa untuk menenangkan hatinya karena diterpa masalah yang sangat besar, yaitu Lamaran prabu Gangsa Dewa untuk meminang Sembadra. Dengan mengerahkan pasukannya, Prabu Baladewa mengertak Prabu Kresna agar lamaranya dapat diterima.
0 komentar:
Posting Komentar