Inilah untuk kesekian kalinya komunitas teater SMANSA ( KaTeS) menyabet prestasi tingkat Jawa Timur dalam rangkaian acara Fragmen Budi Pekerti Pelajar Se- Jawa Timur 2008 yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Jawa Timur yang bertempat di Lawang 28-29 April 2008. Dengan membawa pulang penghargaan sebagai Penyaji terbaik non-ranking dan Penulis Naskah Fragmen budi pekerti, rombongan Tim Kesenian dari Kabupaten Sumenep ini sudah berulangkali mewakili Dinas Pendidikan Kabupaten Sumenep dengan segudang prestasi kesenian diantaranya ; pada Pekan Seni Pelajar 2003 (di Banyuwangi), 2005 (di Madiun), 2007 (di Surabaya) dan pada Festival Fragmen Budi Pekerti 2006 (di Ponorogo), 2007 (di Batu-Malang) dan 2008 (di Lawang).
Dinginnya malam diarea tempat berlangsungnya festival fragmen Budi Pekerti, tepatnya di wisma SLB Lawang, rombongan dari Sumenep tiba ditempat tujuan dengan selamat sekitar pukul 23.30 Wib. Rombongan langsung menuju auditorium yang esok harinya tempat untuk beradu kreativitas. Kami melangsungkan Bloking panggung dan sekitar jam 2 dini hari rombongan baru sempat istirahat di kamar yang sudah disediakan oleh panitia dari Dinas Pendidikan Kab. Sumenep. Kasie. Seni Budaya juga ikut serta dalam rombongan tersebut dan sangat memberikan perhatian kepada rombongan Duta Seni Kabupaten Sumenep (Kates).
Musik kotekan yang berasal dari barang-barang bekas dari Tempat Pembuangan Akhir Sampah di daerah Batuan-Sumenep, mengiringi Siti untuk berangkat ke sekolah, ia ngedumel karena tidak diberi uang jajan sama emaknya dan disuruh berpuasa lagi, sampai-sampai dari mulut mungilnya keluar kalimat “masak puasa bisa bikin orang pinter ?!”, dialog inilah yang memulai rangkaian cerita dari awal sampai akhir garapan teater dengan lakon Kampung Kardus, yang disutradarai oleh Agus Suharjoko. Musik kotekan dengan penonjolan irama sampakan menjadi olah garap yang mewakili setting Kampung kumuh ditengah-tengah timbunan sampah. Tokoh-tokoh yang hadirkan di atas panggung mewakili orang-orang pinggiran yang terhimpit oleh beban ekonomi, penyakit sosial dan seabrek kepentingan politik. Tema inilah yang menjadi pilihan sutradara untuk garapan kali ini karena melihat kondisi terkini ditengah-tengah masyarakat yang semrawut oleh lalu lintas kepentingan penguasa dari tingkat RT sampai tingkat Nasional.
Pada adegan terakhir seorang kontraktor (Wisnu) mengucapkan kalimat “ Pak Carik dan Pak Lurah, memang pejabat yang teladan”, setelah pak Carik (andy) dan pak Lurah (Dedy) berhasil mengingkari janjinya kepada penghuni kampung kardus dengan segepok janji dan tanah milik mereka menjadi kawasan real estate yang dibangun oleh kontraktor dari kota tersebut. Janji hanyalah janji dan tetap rakyatlah yang menderita. Sehingga rakyat menangis, menjerit dan melolong hingga pentas redup dari cahaya panggung.
Konsep garap yang ditawarkan oleh sutradara kali ini juga tidak terlepas dari muatan lokal dengan mengambil ide garap dari teater tradisional topeng dhalang serta dengan kearifan lokal yang tertuang pada tema-tema minor yang dilontarkan melalui dialog-dialog spontan, segar dan lugu. Pada garapan kali ini didukung oleh :
Sutradara : Agus Suharjoko dan Penata Musik : Akhmad Darus
Pemain : Dedy Fauzan, Andy Rahman, Wisnu Jati, Fery, Muhyidin, Sinta Rustria, Nadia Kamila, Rina Nufailli, Siti Halifah, Widiyati Rukmana, Biladina. (by. Agus teater)
Rabu, 27 Mei 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar