Rabu, 27 Mei 2009

SAAT KITA TEGUK NESCAFE DI CAFÉ RESITAL

Kita semua gelisah, sms ku sebar ke area bebas pulsa, namun yang kudapat detik-detik waktu merangkak dan menunggu balasan tak kunjung datang. Suara knalpot dari kendaraan yang kuhafal benar ketukan temponya, hampir menyerupai musik kontemporernya I Wayan Sadra saat kutonton di Gedung Kesenian Jakarta waktu itu. Kubuka dialog itu dengan seruput kopi tabalik menu khusus dari cafe Komunitas Teater Smansa. Pembicaraan dimulai dengan sebuah karya haruslah dimulai dengan pengumpulan data dan setelah karya itu diapresiasi ke hadapan penikmat harus dipersiapkan tentang pertanggungjawaban dari karya tersebut. Mungkin dinginnya kopi tabalik inilah yang menghangatkan obrolan malam itu.

Ya memang, setiap karya bukannya ide imajinasi yang menyeruak pada karya visual, tapi harus terencana dengan manajemen data yang valid. Dari sekitar 50 karya photoshop, bermunculanlah ide-ide yang luar biasa dengan memakai kacamata siswa SMA, tetapi kelemahan dari beberapa karya memang hanya sebatas pemunculan ide dan konsep yang sudah tersusun. Kelemahan pencarian data sebagai dasar untuk karya mungkin menjadi batasan berat, dikarenakan tidak dibekali keberanian untuk bertanya. Kepala ini sedikit pusing karena aroma roti bakar kimiawi menggugah selera makanku dan seliweran kendaraan hilir mudik di depan cafe hingga kaki-kaki itu melangkah menghampiri karya-karya mading di lorong-lorong kelas. Di sini juga bermunculan ide-ide jurnalistik yang penuh inovasi.

Dinginnya kopi tabalik membawaku ke aula untuk melihat pembukaan RESITAL III oleh kepala Sekolah SMA Negeri 1 Sumenep dengan melemparkan harapan bahwa acara RESITAL dapat menjadi sebuah kegiatan rutin yang bias dilaksanakan setiap tahunnya dan dapat dijadikan ruang kreatifitas untuk seluruh siswa. Aku melirik pada sahabatku yang duduk dibelakang, dan sambil tersenyum dia melirik kesebelah tempat duduknya karena sesaknya penonton. Tayangan Video klip dan film pendek karya kelas X-1 pun selesai dan dialogpun berlanjut di emperan café dengan kegelisahan masing-masing yang dibawa pulang menuju pada peristirahatan malam ini.
Pagi merangkak dan di depan komputer ruang guru ada banyolan “jangan beri aku segelas kopi tapi cukup sebotol air murni, jangan beri aku sepi karena aku butuh rame-rame”….ntar malam pasti akan lebih hangat lagi……..

0 komentar:

Posting Komentar

Pengikut

 

TANAH KAPOR | Creative Commons Attribution- Noncommercial License | Dandy Dandilion Designed by Simply Fabulous Blogger Templates