Kamis, 28 Mei 2009

NASKAH TEATER X-2 : KUCINGKU SAYANG, KUCINGKU MALANG

BY : iuith NIDJIHOLIC^17

deDDy d’j_gLo

sardyy DebbY.pHipHi

Bagian pertama

Di suatu pagi yang cerah, PASAR MURAH terlihat memulai atifitasnya seperti hari-hari biasanya. Para penjual sibuk dengan menjajakan barang dagangannya, para pembeli juga sibuk mencari apa saja yang menjadi kebutuhan mereka, para kuli angkut juga tengah sibuk menawarkan tenaganya kepada para “ tamu “ di pasar tersebut, dan tak lupa, para kucing-kucing pasar yang terlupakan berlalulalang kian kemari entah mencari apa yang mereka cari.

01. Nube

hhhssss…

02. Tube

lapar sekali hari ini. Tidakkah orang-orang ini berbaik hati untuk memberi kita makanan???

03. Dube

benar kawan! Jahat sekali mereka. Menganiaya kita seperti ini.

04. Nube

lihat saja mereka, untuk apa mereka melakukan aktivitas seperti ini?? Mengatas namakan kemanusian?? Kenapa tidak ada satupun dari mereka yang melirik kita hanya untuk sejenak mengasihi kita?? Tidakkah dari mereka yang menganggap kita sebagai makhluk ciptaan tuhan??

05. Dube

hey kawan…!!! Lihat itu..!!

Terlihat oleh mereka seorang pedagang tengah melempar kepala-kepala ikan yang ia anggap tak perlu namun sangat penting bagi para kucing. Tak perlu menunggu lama, para kucingpun menghampiri kepala-kepala ikan tersebut.

06. Tube

ternyata tak seburuk yang aku pikirkan. Mereka masih punya hati nurani.

07. Dube

terima kasih Tuan, anda sungguh baik.

08. Nube

ya, dialah satu diantara ribuan orang disini yang mau memperhatikan keberadaan kita.

09. Tube

sudahlah, tidak usah didramatisir seperti itu. Ini adalah hari keberuntungan kita. Lihatlah kepala serta tulang-tulang lezat ini. Mereka menunggu untuk kita santap.

10. Nube

ya dia benar. Mari kita santap ini beramai-ramai, tak sabar perutku merasakan nikmatnya makanan ini.

Para kucing nampak rakus dengan makanan mereka. Mereka saling berbagi makanan walaupun terlihat kotor dan menjijikan, namun kepala mereka tak henti menunduk hingga saat terdengar seorang lelaki tengah berbicara dengan suara kerasnya.

11. Penyok

hey, dasar kucing kumuh! Lihat lapak daganganku! Jadi kotor gara-gara kaki-kaki kalian yang cuiiihhh!!! Membuat orang ingin muntah saja kalian ini.ayo cepat pergi.

Pria berkumis itu terlihat kesal setelas melihat lapak dagangannya kocar-kacir akibat ulah para kucing. Ia menendang, melempar, memukul dengan kayu dan menyiramkan air kotor pada para kucing. Para kucingpun mengakhiri kegiatan mereka.

12. Tube

dasar pedagang gila! Hampir saja kepala lezat itu ku habiskan tapi, gara-gara kau.. gggghhhrrrrr……………!!!!

13. Nube

sudahlah kawan. Tau apa mereka tentang bahasa kita?? Percuma saja kau menggerutu seperti itu. Siapa yang akan mendengarkanmu disini?? Aku?? Dube?? Nube?? Bisa apa kita menghadapi para manusia-manusia itu??

14. Dube

benar sobat. Sia-sia saja kau berteriak-teriak seperti itu kepada mereka. Mungkin, inilah kehidupan kita sebagai kucing pasar yang kumuh.

15. Nube

ya, teraniaya, tertindas dan tidak pernah dihargai. Namun, bisa apa kita??

16. Tube

kalau saja aku menjadi kucing kaya yang anggun. Tinggal dirumah mewah, tidur beralaskan bantal empuk, bermain di atas permadani indah, berpakaian cantik, dan setiap hari dapat menikmati semua makananan yang aku inginkan, betapa bahagianya aku. Dan yang pasti, aku tidak akan bertemu orang-orang yang tak memiliki hati seperti mereka!!

17. Nube

sudah, tak usahlah kau menyesali hidupmu sendiri.

Para kucing pergi dengan menunduk. Mereka terhenti saat seorang nyonya dan tuan besar tengah melenggang di tengah pasar. Begitu elok pemandangan itu. Sehingga membuat para kucing terpana.

18. Mahendra

ma, sebenarnya apa yang ingin kau beli di tempat semacam ini?? Bukankah kita dapat membeli apa yang kita butuhkan di pasar modern yang pastinya lebih terjamin dari sekedar pasar seperti ini.

19. Lastri

pa, meskipun sedikit jorok, tapi sayur dan ikan di pasar ini tetap higienis. Lagipula, mama juga ingin mencari suasana baru pa. mama mulai bosan dengan pasar yang sering mama datangi.

20. Mahendra

baiklah terserah mama saja.

Mata Lastri langsung tertuju pada Tube. Bulu putih Tube yang terlihat kontras dengan teman-temannya, langsung memikat hati Lasteri.

21. Lastri

lihat pa, lihat! Kucing itu lucu sekali, matanya yang biru, kepalanya yang bulat, dan bulunya yang putih bersih. Ingin sekali aku memilikinya.

22. Mahendra

sudahlah ma, jangan bergurau! Bagaimana kalau nantinya kucing itu dapat membawa virus-virus penyakit yang membahayakan kita??

23. Lastri

tidak mungkin pa,dia kucing yang lucu.

24. Tube

hey kawan, dia menatap kearahku. Sepertinya, dia mengharapkanku, dan menginginkanku.

25. Dube

diamlah tub. Tidak mungkin manusia sebangsawan mereka melirik dan menginginkan kita. Janganlah bermimpi terlalu tinggi.

26. Tube

tapi matanya berkata begitu.

27. Lastri

bagaimana pa??

28. Mahendra

baiklah, tapi sebelum kita membawanya pulang, kita harus membawanya ke dokter hewan terlebih dahulu. Papa tidak mau kalau dia nantinya membawa virus ke rumah kita.

29. Lastri

terima kasih pa.

Lestari mendekati para kucing secara perlahan. Ia merundukkan tubuhnya dan mulai mengusap tube.

30. Lastri

kucing maniiiissss, lucu sekali kamu. Ayo kemari, ikutlah denganku.

31. Tube

hahaha, lihatlah kawan, apa yang menurut kalian tidak mungkin, menjadi mungkin untukku. Memang diriku berbeda dengan kalian semua. Kalian tidak sepadan denganku.

32. Dube

beruntung sekali kau tube.

33. Tube

entahlah. Entahlah apa aku masih akan rela untuk merelakan kakiku menyentuh tanah kotor pasar ini.

Tiba – tiba sebelum tube selesai bicara, salah seorang bangsawan menggapainya dan mengelus – elus bului putih nya.

34. Tube

Hah… lihatlah kalian semua..!! tak ada kan yang mengelus elus kalian seperti ini ..? aku rasa aku tidak akan menginjakkan kaki ku di tempat kotor ini lagi….HA..HA..HA..

Akhirnya tube pun dibawa oleh dua orang bangsawan itu. Dengan wajah dan muka sombong, tube meninggalkan kawan – kawannya. Sedankan pasarpun hening s’tlah kepergian tube.

35. Dube

Hah… sombong sekali dia, belum benar2 menjadi kaya, lagaknya sudah… hah mati aku.

36. Dube

Sudah untuk apa kita membicarakannya lagi,apa dengan ,membicarakan nya membuat perut kita kenyang, sekarang yang harus kita utamakan adalah mencari makan agar kita dapat bartahan hidup.

37. Dube

Ya benar, ayo kita pergi… perut ku masih lapar.

Para kucing pun berlalu seraya meninggalkan “PASAR MURAH”,sambil terus berharap dalam hatinya, ada seorang baik hati yang memberi mereka makan. Pada saat bersamaan tube pun bersantai di alun – alun,saat pergi jalan – jalan bersama majikan nya.

BAGIAN KEDUA

38. Tube

(duduk dengan smbong) ha…,ha….beruntung sekali aku bisa duduk santai di sini,tanpa harus mengorek tempat sampah untuk mencari makanan. Karena sekali aku mengeong, majikan ku selalu memberi aku makanan, minuman yan lezat. Makanan yang biasa di makanan di TV itu loh ha..ha…

Tapi malang sekali nasib teman – teman ku dulu,untuk makan dan minum saja harus di lempari dengan batu… ha…ha…ha… kacian

Tiba – tiba tangan halus sang majikan mengelus – elus bulu putih milik tube seraya mengelitik-gelitik dagu tube.

39. Lastri

Kucing manis, bagaiman apa kau senang aku ajak jalan-jalan? Pasti senang,Baguslah kalau begitu. Hei lihatlah Kucing manis! (saraya menunjuk menunjuk segerombol kucing kampung) lihat kucing,kucing itu,kotor sekali mereka. Untung saja kau tak sekotor mereka,eh…………….! Trapi ingat,awas jika kau sekotor mereka yach…………..(seraya tetap mencandai kucingnya) lalu menaruh kembali kucingnya dan duduk di kursi sambil membaca novel.

40. Tube

(matanya tetap tertuju pada segerombolan kucing) sepertinya aku kenal dengan mereka!! (terkejut) benar,itu kan yube,nube,dan dube. Tidak!! Mereka tak boleh melihat aku. Aduh bagaimana ini(Kebingungan)

Tanpa sengaja pandangan mereka dan tube betemu. Tubepun cepat2 memalingkan mukanya. Tapi rasanya yube, nube,& dube terlanjur melihatnya. Akhirnya mereka bertiga menghampiri Tube.

41. Nube

(menepuk tube) tube bukan…?

42. Tube

( tanpa membalikkan muka ) BUKAN.

43. Nube

Ya, benar kau tube (tersenyum)

44. Dube

(memeluk tube) apa kabar sobat ?

45. Tube

(melepas pelukan dube) haha… siapa kalian ? aku tak kenal kalian, kalian kotor, bau dan... ih… menjijikkan.

46. Dube

Eh… tube… ada apa denganmu sobat ?

47. Nube

Ya… benar ini kami nube dan dube

48. Tube

Bukan, aku bukan yang kalian maksud, aku beda dengan kalian, aku tidak kotor seperti kalian

49. Nube

Sobat, apa kau lupa dulu kita sering mengorek sampah untuk mencari makanan, kita sering berbagi kepala ikan ? apa kau lupa sobat ?

50. Tube

Aku tidak tahu (meninggalkan yube, dube dan nube menuju majikannya)

Akhirnya dube yang kesal membentak tube………

51. Dube

Hei… tube... tak apa lah kau tak kembali ke tempat kami, tetapi apa pantas… kau melupakan kami, sahabat mu sendiri………?!

52. Nube

Ya benar apakah kau tak ingat saat salah satu antara kita kelaparan, semua jugak kelaparan ?

53. Tube

(berbalik) aku sudah tak sudi menginjakkan kakiku ditempat kumuh ini apalagi harus bergaul dengan kalian para kucing-kucing kampung….

Dube, nube dan yube pun marah sehingga mendorong tube secara bergantian. Sampai akhirnya tube jatuh ke air comberan dan bulunya yang putih pun menjadi kotor dan kumuh tidak ketimu karuannya….

54. Tube

Apa yang kalian lakukan ?

55. Nube

Ha…ha.. lihat tube…. Lihat dirimu apa sekarang kau masih menjadi kucing anggun ? ha….ha….

56. Nube

Ya… lihat apa majikan mu masih menerimamu ? ha…ha…

57. Tube dan Nube

Ha……ha…… tube kucing yang kumuh 3x

Tube pun berlari kearah majikannya. Tiba-tiba dia ditendang dem……..

58. Lastri

Ih…. Menjijikkan … dasar kucing kumuh ih… kucing ciapa cih ? kotor banget. (pergi meninggalkn tube)

59. Tube

Nyonya…. Ini saya nyonya…..

Tube… kucing paling manis kesayangan mu nyonya.

Nube, , dan dube memandang ke arah bangsawan majikan tube bersama suami nya yang sedang memungut seekor anak kelinci. Malang sekali nasib tube, tube yang dulu anggun, cantik, dan menarik menjadi “TUBE YANG TAK DIANGGAP”.

63. Nube

Ha…. Ha….ha…… tube8 malang sekali nasib mu sobat. Sekarang akulah yang merasa kucing paling beruntung.

64. Dube

suchlah kawan… untuk apa kita memikirkan dia lagi?. Ha…ha… ayo pergi saja.

Akhirnya yube,dube dan nube meninggalkan tube di alun-alun.

Setelah mereka pergi, tube menyesal dengan semua perbuatannya.

65. Tube

(kecewa) mengapa aku begini ? tak ada satupun yang mau berteman dengan aku karena kesombongnku.

Akhirnya tanpa tube sadari dia melangkah ketengah jalan, dan sebua mobil yang melintas menabraknya akhirya tube tertabrak mobil. Tak ada satupun orang yang mau menolongnya, karena tuhbuhnya yang menjijikkan tertindas mobil .

0 komentar:

Posting Komentar

Pengikut

 

TANAH KAPOR | Creative Commons Attribution- Noncommercial License | Dandy Dandilion Designed by Simply Fabulous Blogger Templates