Rabu, 27 Mei 2009

MENYONGSONG RESITAL SMANSA III: UPAYA MENGGALI BUDAYA LOKAL

Kegiatan akhir tahun ajaran yang biasa diselenggarakan SMA negeri 1 Sumenep berupa Resital Smansa. Sebuah aktifitas unjuk karya siswa, meliputi teater, musik, tari, sinema dan pameran karya photoshop. Kegiatan ini merupakan sebuah upaya mengakomodir dan mensosialisasikan karya siswa terhadap keilmuan (khususnya seni budaya dan Teknologi Informasi Komunikasi) yang telah dipelajarinya.. Pada tahun ini kegiatan ini akan disleneggarakan 17 sampai dengan 24 Juni 2008 bertempat di beberapa lokasi lingkungan SMA 1.
Sinematografi sebagai salah satu kegiatan ekstrakurikuler akan menyajikan beberapa karya berupa film pendek yang dibuat oleh setiap kelas dengan tema yang lebih menekankan kepada upaya menggali budaya lokal. Sebuah pendekatan untuk mengakrabkan siswa dengan kebudayaan setempat yang akan memberikan nilai tambah bagi kehidupan siswa sendiri. Pengalaman yang akan diungkap dalam bahasa gambar dan menjadi sebuah visual isasi pemikiran anak-anak SMA 1dalam menyikapi dan mengapresiasi budaya setempat.
Iklan mengarah kepada iklan produk dan layanan masyarakat; persoalan lingkungan – global warning , pendidikan, dan interaksi sosial. Sebuah kepedulian untuk memahmakan pentingnya penyelamatan bumi termasuk pelestarian lingkungan yang semakin waktu kian terkoyak. Biarkan mereka berbicara dan menanggapi kondisi lingkungan dan kehidupannya, karena mereka yang akan menentukan amsa depan kehidupan ini.
Aktivitas kegiatan Photoshop, dibina oleh Bapak Fajar Suherdiansyah menggarap beberapa karya dnegan tema pendidikan, budaya dan sosial. Sebuah produk krteatif yang lebih banyak ke arah mengkritisi kondisi lingkungan sosial dan pendidikan. Karya kreatif yang mencoba mengungkap beberapa persoalan dari sudut pandang siswa sehingga, kadang persoalan terlihat secara hitam-putih. Bagaimana mereka mengkritisi lembaga perqadilan kita yang dada hakimnya berlumur darah dan di atas kepalanya timbangan keadilan terasa goncang.
Betapa anak-anak kita mampu membicarakan dan mengkritisi lingkungan budayanya. Keadaan yang meminta semua untuk mau mendengar, melihat dan melakukan perubahan.

0 komentar:

Posting Komentar

Pengikut

 

TANAH KAPOR | Creative Commons Attribution- Noncommercial License | Dandy Dandilion Designed by Simply Fabulous Blogger Templates