Senin, 24 Mei 2010

Naskah Lomba Baca Puisi Resital V

Sonet: Hei! Jangan kaupatahkan

Hei! Jangan kaupatahkan kuntum bunga itu
Ia sedang mengembang; bergoyang dahan-dahannya
Yang tua iu
Yang telah mengenal baik, kau tahu,
Segala perubahan cuaca.

Bayangkan: akar-akar yang sabar menyusup dan
menjalar
hujan pun turun setiap bumi hampir hangus terbakar
dan mekarlah bunga itu perlahan-lahan
dengan gaib, dari rahim Alam.

Jangan; saksikan saja dengan teliti
bagaimana matahari memulasnya warna-warni, sambil
diam-diam
membunuhnya dengan hati-hati sekali
dalam Kasih saying, dalam rindu dendam Alam;
lihat; ia pun terkulai perlahan-lahan
dengan indah sekali, tanpa satu keluhan.


Pencipta: SAPARDI DJOKO DAMONO



Sajak Gaya Lama
di Makam Syeh Siti Jenar

Usah puja tuak cerlang pernah membakar ini
Sudah tumpah cawan dan darahnya ke bumi
Pun jangan ikuti jalannyasebarang memar
Mencari Tuhan bukan membeli barang di pasar

Sajak dan dera bumi telah dinyanyikan penyair
Namun remuk redamnya cermin laut menepi ke pasir
Dan bibir yang menyebut namanya sekali lagi fakir
Di buih mimpi hanya wujud ini lahir dan hadir

Telah mereka khotbahkan sebarang sesal dan benci
Tapi pada mati Syeh Siti Jenar tak kecut dan ngeri
Demi tuhan ini pun makrifat dan seni
Memerah darah wali dan membasuhnya dengan hati

Dan bila kalian tetap bertikai pangkai
Ingatlah Jenar tuhan sendiri tak berbelah dan terurai
Lebur kiamat dan kurunnya yang pertama kali
Dan nisan ini saksinya: Cinta tak tertadah sangsi atau
Belati

Pencipta: ABDUL HADI W.M.


Rahasia

Seperti sejumlah kata
Yang menggelepar ke luar
Menanti buih demi buih
Dunia yang terlantaR

Seperti sejumlah musim
Yang kering, basah, dan mandi cahaya
Merangkak pada sumbu
Jantung kita

Seperti sejumlah risau, benci, dan cinta
Yang berpendar pada waktu
Menggaram akar-akar nafsu
Antara Adam lagu impian ziaramu

Seperti sejumlah kata
Yang menyalin nama-nama
Meniti buih demi buih
JiwA kitA


Pencipta: KORRIE LAYUN RAMPAN



¬¬Sebuah Tembang Dalam Kekaburan Nafas

Inilah nyanyian terakhir dalam perjalanan siang
Sebelum kita mengeja kalimat cinta
Sambil melukis awan yang menggeliat dengan berlaksa warna
Kemudian, kita sama-sama telanjangi nadi
Yang ditumbuhi pelangi dalam berlukar nafsu
Sembari menguk segelas vodka yang membakar dahaga

Di sini,
Dulu pernah kubacakan syair-syair percintaan
Mengisahkan kematian matahari dalam timbunan
Musim demi musinm
Dan mataku menjadi merah mengalirkan gelombang lahar
Berhamburan ke segala penjuru mata angin

Sementara mimpi kita tentang kepompong tak pernah
Lelah
Mencumbui detak waktu dengan simphoni yang mengalir
Seperti sungai

Rindu yang tiba-tiba semburat dari dekapan siang
Menghadirkan tangis anak-anak kita yang enggan
Dilahirkan
pada tumpukan sejarah

Pencipta: IBNU HAJAR


1 komentar:

gardsaavedra mengatakan...

Casino Games at Mohegan Sun - Mapyro
Search for casinos near Mohegan Sun in New York 광주광역 출장마사지 City, Pennsylvania. Find the 과천 출장안마 closest casino to Mohegan 거제 출장안마 Sun 창원 출장샵 in 경상북도 출장마사지 real-time and see activity.

Posting Komentar

Pengikut

 

TANAH KAPOR | Creative Commons Attribution- Noncommercial License | Dandy Dandilion Designed by Simply Fabulous Blogger Templates