Minggu, 12 Juli 2009

KONSEP SENI PERTUNJUKAN "LEGENDA KYAI BERUMBUNG"


Proses Kreativitas karya oleh Komunitas Teater Smansa

oleh : Agus Suharjoko

Di daerah Madura, khususnya wilayah kabupaten Sumenep masih banyak kita temukan Foklore atau cerita rakyat yang berkembang di tengah-tengah masyarakat. Namun karena sumber cerita rakyat berupa data tertulis hampir tidak ada, maka kami mencoba mencari nara sumber yang masih ingat tentang cerita rakyat tersebut. Salah satu foklore yang masih dikenal ialah Legenda Kyai Barumbung tepatnya di daerah Banasare kecamatan Rubaru kabupaten Sumenep, dengan kesaktiannya dan keulamaannya mempunyai seorang santri berupa seekor kera yang mempunyai akal dan kecerdasan seperti layaknya manusia. Dengan foklore mengenai Kyai Barumbung inilah kami mencoba mengangkat kembali cerita rakyat tersebut ke dalam bentuk garapan teater yang digarap sesuai dengan unsur-unsur tradisinya.

Foklore dalam perkembangannya tidak lepas dari perkembangan kesenian tradisional, baik teater tradisional maupun sastra lisan. Dan sementara ini perkembangan teater tradisional khususnya di Madura sudah mengalami penurunan intensitas apresiasi kepada masyarakat, sehingga nilai-nilai tradisi yang menjadi muatan lokal sudah hampir menipis karena perkembangan budaya global (industri) yang masuk keruang-ruang pribadi tanpa mampu difilter. Apalagi di daerah perkotaan nilai-nilai tradisi sudah bisa dikatakan kalah dengan arus budaya industri yang menjadi trend baru bagi gaya hidup kalangan generasi muda khususnya pelajar.

Kami merasa gelisah karena para siswa sudah kehilangan akar budayanya, kearifan local sudah digantikan dengan kearifan globalisasi. Maka untuk itu kami mencoba menggarap wilayah seni tradisi untuk dilakukan revitalisasi agar para siswa dapat menikmati, melakukan dan belajar seni tradisional ke dalam bentuk kemasan kekinian. Ini diharapkan agar seni tradisi tidak kehilangan penyangga budayanya tetapi mampu eksis ditengah-tengah arus budaya global (industri) dan juga berkenan masuk ke wilayah kaum muda (siswa).

Topeng Dhalang salah satu bentuk teater tradisional yang sampai sekarang masih mampu mempertahankan hidupnya walaupun intensitas pertunjukannya sudah megap-megap (alias koma). Wayang kulit yang pernah berkembang ditengah-tengah masyarakat Sumenep, saat ini sudah punah dan menjadi salah satu benda budaya yang meramaikan koleksi museum. Tetembangan dan karawitan sudah menjadi media ekspresi yang langkah ditengah-tengah dentuman musik modern ditangan pelajar (kaum muda), cerita Ramayana dan Mahabarata sudah menjadi buku antik dan digantikan dengan cerita Harry Potter sebagai bahan bacaan anak muda saat ini. Nah dengan berbagai fenomena yang kami dapatkan, maka kami mencoba menawarkan kembali melalui karya seni pertunjukan ini untuk menggarap kembali kekayaan tradisi untuk dijadikan kemasan kekinian agar siswa mengenal kembali kekayaan tradisi kita.

Dengan mengkolaborasi kembali unsur seni teater tradisional (ludruk), seni musik, sastra lisan, tetembangan, karawitan dan tarian ke dalam kemasan seni pertunjukan merupakan sebuah usaha untuk memperkenalkan kembali kepada masyarakat saat ini yang ditelan oleh arus globalisasi.

Hal inilah yang melatarbelakangi penciptaan karya teater dalam format seni pertunjukan dengan judul “LEGENDA KYAI BARUMBUNG” .

0 komentar:

Posting Komentar

Pengikut

 

TANAH KAPOR | Creative Commons Attribution- Noncommercial License | Dandy Dandilion Designed by Simply Fabulous Blogger Templates