Di tengah debur buih putih
Yang terpecah karena laju perahu kayu
Dan kemudi nakhoda
Tentukan arah angin ke pulau poday
Nampak di depanku
Kakek tua dengan rokok sigaret di tangan
Dan wajah dengan goresan kuat
Menatap lepas dengan kepul rokok dari bibirnya
Tajam ditatapnya hamparan buih putih
Dan terkadang cipratan air asin
Menerpa kulit tangan yang kekar
Dan kujepret wajahmu dengan kamera HP-ku;
Siluet wajah tua yang pancarkan kepenatan hidup
Dan kegelisahan yang menyatu dengan arus ombak
Tentang kerasnya hidup
Dan kencangnya angin pulau poday.
1 komentar:
jangan tulis puisi
catatan perjalanan aja
lebih asyiiikk
Posting Komentar