Tak selamanya mimpi selalu berjalan dengan kenyataan, seperti halnya yang dialami Imam. Imam adalah anak mantan seorang pelari yang pernah mengharumkan nama bangsa Indonesia. Imam ingin melanjutkan mimpi ayahnya sebagai seorang pelari.
Namun mimpi itu tak menjajanjikan kehidupan imam di masa depan. Disinilah pertentangan itu terjadi, Mimpi ayah atau relita?
Judul : Maraton Setengah Tiang
Durasi : 7 menit
Penulis Skenario : Supardi
ADEGAN I : Siang, di lapangan,
Scene I : Close Up samping (tracking object) Imam berlari di lapangan
Scene II : Centre of Camera : Irfah menhalangi imam dan mengajaknya duduk
ADEGAN II : siang, dilapangan,
Scene I : Samping bawah :Imam dan irfah duduk, irfah menanyakan sesuatu.
Scene II : Belakang Bawah : Irfah bertanya mengapa Imam ingin sekali menjadi pelari
Scene III : Samping bawah : karena irfah menyinggung profesi ayahnya, Imam marah dan berlari kembali
ADEGAN III : Siang di lapangan, berlari
Scene I : Samping bawah : imam berlari dengan emosi
Scene II : (tracking object)depan ZI : memori masa kecilnya terputar
ADEGAN IIIA : sore dipantai(memori masa kecil)
Scene I :(TO)samping : imam kecil berlari dengan ayahnya
Scene II : belakang bawah : imam dan ayahnya duduk bersama
Scene III :samping dan depan : imam kecil berlari kemudian berteriak:
Scene III : (TO)depan ZI : ia juga teringat kata-kata irfah
Scene IV : (TO)depan ZI : merori pertengkaran orang tuanya juga terputar
ADEGAN IIIB : sore dirumah(memori)
Scene I : depan samping : ayah dan ibu imam bertengkar, ibu imam pergi meninggalkan imam dan ayahnya
ADEGAN IV : Siang di lapangan,
Scene I : samping bawah : imam jatuh tersungkur karena kelelahan kemudian ia telentang
Scene II : atas tengah : imam meminta maaf kepada ayahnya karena ia tidak bisa melanjutkan mimpi ayahnya(berkata dalam hati)
Scene III : samping ZI : irfah menghampiri imam yang terjatuh
Scene IV : depan ZO :imam bangun dan mengajak irfah pulang
3 komentar:
CINTA TANAH AIR
(catatan atas film “UPACARA”)
Sebagai warga negara yang baik, kita harus bisa menghargai jasa-jasa para pahlawan. Hal tersebut merupakan salah satu perwujudan rasa cinta kita pada tanah air. Sebagai pelajar, kita merupakan penerus bangsa, penerus perjuangan para pahlawan untuk membawa negara Indonesia agar lebih baik. Kita tidak boleh melupakan jasa para pahlawan, perjuangan mereka dan tumpah darah mereka.
Upacara sebuah film berdurasi 5 menit, menggambarkan kehidupan para penerus bangsa yang hampir kehilangan kecintaannya pada tanah air. Upacara yang merupakan salah satu perwujudan rasa cinta pada tanah air, kini hanya menjadi rutinitas, bahkan beban bagi siswa. Oleh karena itu, diperlukan teladan yang baik untuk membangkitkan rasa cinta pada tanah air. Dalam film ini, semua hal tersebut ditampilkan. Seorang siswa yang tetap berdiri tegak, hormat kepada bendera merah putih yang sedang dikibarkan meskipun hujan mengguyur. Di samping itu, para siswa yang lain berhamburan mencari tempat berteduh. Kemudian, kegigihan siswa tersebut, membangkitkan rasa cinta tanah air dalam siswa lain, sehingga mereka kembali ke barisan dan memberi hormat pada sang merah putih. Kegigihan mereka menggambarkan perjuangan para pahlawan yang bangsa yang seharusnya kita hargai.
Banyak kekurangan dalam film ini, seperti pada peran guru yang terlihat kurang serius, setting yang kurang nyata, dan setting suasana yang cukup terlihat dibuat-buat. Namun untuk alur cerita, film ini pantas menjadi contoh yang baik bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Jangan hanya menjadikan film ini sebagai tontonan hiburan, tetapi ambillah makna, pesan dan teladan yang baik yang tersirat dalam film ini.
(Firmana Ahsani Taqwim kelas XI IIA 5 absen 8)
PENGHARGAAN TERHADAP JASA PAHLAWAN
(catatan atas film “UPACARA”)
Betapa besarnya jasa pahlawan yang telah berjuang, bahkan rela berkorban demi kemerdekaan bangsa Indonesia tercinta ini. Perjuangan yang tiada henti, tidak kenal lelah bahkan rasa takut mereka hadapi dengan gagah berani. Perjuangan mereka untuk mencapai persatuan, kesatuan dan kemerdekaan tidak sia-sia. Kehidupan kita yang sekarang merupakan buah dari perjuangan mereka, sehingga kita tidak perlu menderita seperti ketika kita masih dijajah.
Oleh karena itu, pantaslah apabila kita harus meneruskan perjuangan mereka sebagai penerus bangsa dengan lebih memajukan dan memakmurkan negara Indonesia tercinta ini. Selain itu, kita juga harus tetap menghargai, mengingat dan mengenang jasa para pahlawan yang telah membela negara kita ini.
Namun pada kenyataannya, telah banyak yang hampir melupakan perjuangan para pahlawan, terutama para penerus bangsa ini. Kenyataan ini digambarkan dalam film “Upacara” karya kelas XI IIA 3. Para pelajar sudah tidak lagi memperdulikan kecintaan terhadap bangsa, maupun penghargaan terhadap para pahlawan. Mereka terbuai oleh kehidupan yang menyenangkan. Meskipun demikian, masih ada 1 atau 2 siswa yang memiliki kesadaran akan kecintaannya pada bangsa dan negara.
Dalam film ini, ditayangkan kegigihan seorang siswa dalm mengikuti upacara bendera sebagai wujud penghormatan atas jasa-jasa para pahlawan bangsa. Hujan yang turun membuat semua siswa berlarian untuk berteduh, meskipun pada saat itu bendera merah putih sedang dikibarkan. Namun, tidak untuk seorang siswa yang menganggap perjuangannya saat itu tidak sebanding dengan para pahlawan yang sampai kehilangan nyawa.
Ending dalam film ini, seperti memberi pesan agar hal tersebut bisa menjadi teladan bagi siswa yang lain, bahkan seluruh warga negara Indonesia. Film yang berdurasi sekitar 5 menit ini, benar-benar menggambarkan keharusan kita untuk menghargai jasa para pahlawan bangsa. Meskipun gambar-gambar yang ditampilkan, peran yang dimainkan, suara yang terdengar dan setting yang ada kurang sempurna, akan tetapi isi cerita cukup menutupi kekurangan tersebut, meskipun tidak seluruhnya. Film ini, patut dijadikan contoh yang baik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, khususnya di lingkungan sekolah.
(Ardhi Nugraha Putra kelas XI IIA 5 absen 3)
Maaf pak... dari tadi saya bingung,, jadi lagsung gini aja...
maaf juga terlambat karena banyak halangan..
Posting Komentar