Catatan cafe resital IV
seribu gema memenuhi ruang
seratus ide tumpah ruah di lantai licin
sepuluh nafas penuhi telingakata-kata
satu karya yang terbaik
...
aku menari-nari dibalik bayangan cahaya lampu
dan sesekali aku melempar serapah
diantara kekakuan kreativitas
.....
ku jelmakan sukmaku
diantara kepedihan karya-karyamu
.....
dan malam itupun
reranting patah berserak dilantai licin
tumbuh tunas
diantara kesombongan dan keangkuhan ide
menyeruak melalui gambar, kata dan gerak tubuh
...
tepuk riuh gemuruh
piala ditangan
dan senyum
...
sementara airmata
berhamburan
saat keringat tak lagi mengucur makna
*teateristico
Senin, 22 Juni 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar