Senin, 31 Agustus 2009

MALIng SIAlan


catatan lepas tuk negriku


Seekor kucing mengendus dan melangkah kecil menuju rumah tetangga. Tak dihiraukannya situasi disekitar semak-semak yang mengelilingi rumah si tetangga tersebut. Walaupun sebenarnya ia menjadi pusat perhatian bersama karena tingkah lakunya yang norak, sok preman dan terkadang arif bijakasana.

Di rumah tetangga itu terlihat olehnya ribuan potensi tuk dimilikinya, namun dengan malu sebenanya ia sudah mencurinya untuk menjadi miliknya. Hal tersebut dibuktikan oleh seekor tikus yang mendapati kucing tersebut lagi menjadi diri yang lain alias tidak menjadi dirinya sendiri. Entah mungkin karena kurang kreatif atau sebaliknya si kucing tersebut super kreatif. Kenapa super kreatif, karena apa yang dilakukannya membuat warga rumah tetangga bak kebakaran jenggot dan astaga malah menghasilkan semangat memiliki dan menumbuhkan rasa nasionalisme.

Kucing tersebut sudah menjadi reog, tari pendet, lagu rasa sayange dan beberapa pulau serta sudah menjadikan dirinya sebagai lagu kebangsaan.
Tak ada rasa malu ia memilikinya..
Menendang dan menyundut tubuh-tubuh TKI dengan rokok serta gadis modelpun kau perkosa.
Dan tikuspun lari pontang panting tuk mengembalikan semua yang dimiliki oleh kucing tersebut kepada pemiliknya, rumah tetangganya. Namun entahlah, tak ada lagi kemampuan tuk menoleh.

Dasar maling sialan, gerutu si tikus dengan mengibarkan bendera kebangsaan yang pernah dijahit oleh ibu negara kita.
Dibenak si tikuspun penuh dengan berjubel pertanyaan...

Akankah negara yang kaya itu berisi maling-maling semuanya?
Akankah negara tetangga itu sudah memercikkan api lagi sehingga menginginkan slogan anti maling sialan itu, seperti saat proklamator kita menghentakkan idealisme kebangsaan pada waktu itu. Sehingga suara rakyat kita baik diatas bumi sampai di dasar laut benar-benar bulat tuk melibasnya.

Akankah negara yang satu rumpun tersebut kita biarkan menginjak rasa kemanusian kita dan mencabik-cabik rasa persaudaraan dengan darah dan nafas karena merasa telah berjasa mendatangkan nilai devisa?, tikus terpekur sambil menatap liar tingkah si kucing yang lagi berak diatas karpet permadani.

Kita harus saling menghormati sebagai tetangga,
Kita harus saling mengerti dengan keberadaan kita,
Kita harus mampu berjiwa besar dengan perampokan kebangsaan yang tiada nilainya itu,
Dan kita harus mulai sadar akan arus globalisasi di segala lini ini....
Tikus itu mengakhiri isi pidato pagi itu.

Dan kucingpun semakin tak sanggup untuk memiliki yang sedang tikus punya.

Apakah negeri ini akan kita biarkan sebagai tempat sorgawi bagi para tikus-tikus tersebut ? pertanyaan itu menyadarkanku dari mimpi tidur pulas malam ini.

Aku manusia, namun negriku berisi jutaan tikus-tikus yang lagi pada dimabuk politik dan segala pernak-pernik kekuasaan, sehingga tak lagi mampu menyuarakan kebenaran serta harkat kita sebagai negara besar. Negara yang pernah dihormati dan disegani oleh negara-negara dimuka bumi ini. Ya...memang sekarang negeri ini lagi rapuh, lagi reot dan tak lagi punya nafas nasionalisme.... yang ada hanya semangat basionalisme.

Tak sadar aku sudah dikepung oleh ribuan tikus yang siap menyantapku dengan mata yang berdarah-darah dan gigi-gigi yang runcing.
Sekali lagi aku tak menyerah...
Dan kukibarkan sang saka merah putih di degub jantungku.
Lalu kucingpun mencabik tubuhku
Dan kuterkapar dengan diiringi lagu Padamu Negri. (by. Agus Suharjoko)
Congngo'lah...

Minggu, 30 Agustus 2009

B.O.M.


Catatan : tuk cahaya buram bangsaku


Sudah kau buka cakrawala

Dunia terkesiap
Kita terngangah...

Banyak catatan dan goresan keluar dari jiwamu
Mewarnai seluruh isi berita ruang media
Kau rakit semua itu dengan nada-nada nyawa orang lain
Dan ratusan nyawa kembali ke pangkuan bundamu

Temanggung...
Daerah yang dingin...
Hamparan sawah penuhi harapan hidup
Dengan bulir-bulir padi dan percikan embun pagi
Kau kotori seribu angan dan mimpi yang sederhana
Dari tenangnya dusun beji.

Letupan...
Letusan...
Erangan...
Dan kepenatan waktu
Kau pecahkan pagi itu...

Dan engkaupun dinyatakan tewas...

....
Tunas-tunas itupun kembali lagi
Dan suatu saat akan pecahkan kesunyian yang sama.. Congngo'lah...

KREATIF TAK PERNAH PUDAR

Resensi film :
Orang Miskin "Juga" Ingin Sukses


Sebuah film pendek hasil produksi NASA ( nama ekstra kurikuler sinematografi di SMA Negeri 1 Sumenep), yang saat ini dikomandani oleh Fitria N Magfirah yang sekaligus sebagai pimpinan produksi pada pembuatan film pendek OMJIS (Orang Miskin ”juga” Ingin Sukses) kali ini. Film pendek OMJIS kali ini merupakan produksi yang kesekian kalinya oleh anak-anak sineas SMANSA, yang patut kita banggakan. Proses kreatifitas yang perlu mendapat ruang agar mampu menjadi ajang kompetitif yang positif.

Diawali dengan ilustrasi musik yang ngepop dan sedikit romantis, nampak masjid Jamik Sumenep yang kaya dengan nilai budaya dan sudah menjadi icon dari daerah kabupaten paling timur dari Pulau Jawa ini. Nilai budaya religius dan arsitektur bangunan yang berbeda dengan bangunan masjid lainnya, ada persilangan budaya Cina, Eropah dan Madura pada bangunan masjid tersebut. Nampak seorang bapak mengayuh sepedanya dengan bersemangat dan lalu lalang kendaraan menunjukkan aktivitas masyarakat Sumenep di pagi hari. Gambar fide out dan kemudian nampak rumah yang sangat sederhana, bapak tersebut membawa sepeda onthelnya ke rumah. Ini menunjukkan tingkat sosial dan ekonomi bapak tersebut dibawah rata-rata, atau kita kenal sebagai masyarakat miskin. Bapak memasuki rumahnya dan seoang anak dengan nyungkem ke orang tuanya, menunjukkan nilai budi pekerti luhur yang mencerminkan nilai kesantuanan anak terhadap orang tuanya masih melekat di keluarga-keluarga di wilayah Sumenep ini. Nilai budaya yang memang pantas untuk diangkat ke dalam film sehingga kita merasa bangga bahwa kita tetap menjaga dan melestarikan kearifan lokal ditengah-tengah budaya global.



Bapak menuju kamar dan diikuti oleh si anak dengan menyodorkan brosur perguruan tinggi dengan tanpa dialog, namun dapat kita tangkap bahwa si anak mengusulkan kepada orang tuanya agar dapat melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi yakni perguruan tinggi. Sebuah pilihan buat orang tua antara pilihan untuk pendidikan anak atau kebutuhan ekonomi? Jelas di sini sutradara ingin menawarkan kepada penonton bahwa pendidikan merupakan sebuah pilihan yang wajib diterima oleh orang tua untuk membekali anaknya sehingga kelak dapat berbuat sesuatu bagi bangsa dan negaranya. Sebuah lontaran gagasan kreatif yang mana Sumenep (Madura) dengan dibukanya jembatan Suramadu pasti sangat membutuhan SDM yang produktif, cerdas dan kreatif. Kemasan ide yang dituangkan kedalam bentuk penawaran film mampu untuk ditawarkan kepada khalayak masyarakat luas melalu bahasa gambar yang menarik.

Adegan selanjutnya digambarkan Bapak nampak bimbang dengan diintip oleh anaknya, dan bapak tersebut menyingkap bantal sehingga nampak lembaran uang dibawahnya. Hal ini menunjukkan betapa nilai-nilai lama masih dipertahankan oleh sebagian masyarakat kita yang modrn, yakni menyimpan uang dibawah bantal masih menjadi sebuah pilihan. Potret kehidupan masyarakat yang mampu diangkat oleh cineas-cineas muda SMANSA dengan kecerdasan kreatif.

Terdengar suara adzan dan nampak bapak menuju rumah dan sampai dikamar ia terperanjat uang yang ia kumpulkan di bawah bantal berganti buku tabungan dari salah satu bank. Memang inilah yang mau ditawarkan oleh anak-anak NASA untuk mengikuti festival film pendek ”Suara Konsumen Bank” . Sekali lagi selamat buat teman-teman NASA.

Dibalik cermin itu..
Kutemukan wajahku
Dan.....

Banyak yang perlu diperhatikan saat kita sebelum membuat film, agar film yang kita hasilkan tidak banyak kekacauan artsitik yang terjadi. Seperti halnya film pendek OMJIS dari perencanaan kostum yang kurang tertata, sehingga nampak asal ada kita pakai. Nah hal tersebut perlu dijadikan perhatian karena kostum sangat menunjukkan gambaran visual awal bagi penonton. Disamping juga casting perlu menjadi perhatian khusus selama beberapa kali hasil produksi teman-teman NASA, banyak ketimpangan gambar saat anak muda memegang peran menjadi orang tua. Sangat nampak lugu dan lucu pada visualisasi awal kehadapan penonton. Menuangkan gagasan karakter tokoh kehadapan penonton melalui gambar sangat penting, agar penonton tidak terganggu oleh keteledoran casting yang asal-asalan. Nah yang perlu dilakukan hendaknya dibutuhkan penataan rias dan style serta gesture tokoh (peran) yang akan diperanankan oleh pemain. Nah yang menjadi pertimbangan utama juga kita belum mampu menemukan dan mencetak aktor-aktor yang mumpuni untuk memainkan karakter tokoh, sehingga ini menjadi PR bagi pembina ekskul cinematografi ( ya...tentunya saya sendiri....).

Pilihan ilustrasi musik dan juga setting gambar perlu juga diperhatikan agar film yang kita hasilkan tak nampak asal jadi, namun memang dibutuhkan tim produksi yang benar-benar memikirkan terlebih dahulu perencanaan-perencanaan dan perhitungan-perhitungan artistik dan estetika, sehingga kelak kita membuat film benar-benar dikaji terlebih dahulu.

Cermin itu tatap wajahku..
Dan akupun mengerti
Tentang aku
Dan siapa aku

(oleh : Agus Suharjoko, S.Sn).
Congngo'lah...

PEMBELAJARAN PENDIDIKAN SENI UNTUK PESERTA DIDIK TINGKAT SMA/SMK


Oleh :Agus Suharjoko, S.Sn.

A. Pendahuluan
Jawa timur merupakan daerah propinsi yang kaya dengan ragam suku dan budaya yang tersebar di tengah-tengah masyarakatnya. Setiap suku memiliki seni dan budayanya masing-masing yang menunjukkan keanekaragaman dan kekayaan budaya yang luar biasa di samping kekayaan alam yang juga melimpah. Kekayaan sumber manusia, budaya dan alam ini merupakan potensi yang besar untuk bisa diapresiasikan dan dikembangkan kepada generasi penerus terutama kepada peserta didik. Maka dengan demikian kekayaan budaya lokal tersebut dapat tumbuh dan berkembangdan kekayaan budaya tesebut sarat dengan simbol-simbol yang mengandung kearifan lokal.
Hal ini perlu digali dan disebarkan kepada peserta didik sebagai calon generasi penerus agar memahami makna setiap budaya daerah sebagai bagian dari kebudayaan nasional. Dengan demikian diharapkan dapat menimbulkan rasa nasionalisme, saling pengertian diantara suku dan agama yang pada akhirnya bermuara pada kesadaran akan pentingnya kesatuan dan persatuan bangsa.
Pendidikan seni sebagai bagian dari sistem Pendidikan Nasional tidak dapat lepas dari dinamika pendidikan secara keseluruhan. Manfaat pendidikan seni di sekolah, terutama bagi perkembangan kepribadian siswa, pada saat ini masih menjadi sorotan dari beberapa kalangan yang peduli dengan dunia pendidikan, terutama mengenai manfaat bagi perkembangan kepribadian siswa. Pendidikan seni dipandang sangat perlu untuk membentuk kepribadian siswa dari sisi potensi estetiknya yang diyakini dapat memperhalus budi manusia. Hal ini diyakini oleh Ki Hadjar Dewantara (1994:153) sebagai berikut :
”Bahwa pelajaran seni suara dan seni musik dan seni musik mempunyai arti yang besar...,...dengan ”sastra” kesusastraan atau pengetahuan pada umumnya, dan dengan ”gendhing” diartikan seni suara dan musik Jawa yang bermaksud menghaluskan budi kita. Alat untuk menghaluskan budi ini ialah halusnya pendengaran. Sebab halusnya panca indera kita berakibat halusnya manusia”.

Dengan demikian seni tidak diragukan potensinya yang dapat digunakan untuk mnghaluskan pancaindera yang berarti juga menghaluskan budi manusia.
Dalam dunia pendidikan pada dasarnya siswa membutuhkan beberapa hal penting bagi perkembangan individu. Perkembangan tersebut secara umum meliputi ; kreativitas, emosi, intelektual, persepsi serta kemampuan untuk berinteraksi dengan baik ditengah masyarakat. Kesemuanya itu terkait erat dengan kecerdasan emosional. Terbentuknya integritas kepribadian siswa, antara lain dicirikan oleh kehalusan rasa, sikap apresiatif, kreatif dan produktif salah satunya diyakini sebagai hasil pembelajaran seni. Hal ini harus menjadi bahan pertimbangan yang matang bagi para perumus kebijakan pendidikan.
Berbagai perilaku kontra produktif yang kurang santun dari siswa dewasa ini merupakan fakta yang mengindikasikan betapa peran pembelajaran seni belum menyentuh pada tingkat esensinya yakni kepekaan cita rasa dan kehalusan pekerti serta belum mampu memicu semangat dan daya nalar siswa untuk kreatif. Asumsi yang muncul berkaitan dengan hal tersebut ialah, bahwa ada sesuatu yang kurang dalam pelaksanaan pembelajaran seni selama ini. Oleh karena itu, semua pihak yang terkait, termasuk guru seni perlu lebih cermat mendalami substansi dan konteks pembelajaran seni dengan lebih jelas dan proposional, sehingga tujuan pembelajaran seni dapat tercapai secara optimal dan relevan dengan kebutuhan individu siswa dan masyarakat.

B. Seni dalam Pendidikan
Dalam konsepsi pendidikan, secara teoritik gambaran tentang manusia Indonesia telah tertuang secara jelas dalam rumusan tujuan pendidikan Nasional Indonesia yakni manusia seutuhnya. Pendidikan seni dalam dunia pendidikan memiliki keterkaitan dengan paham progresif yang mementingkan kebebasan, keaktifan dan kreatifitas, sebab karakteristik kegiatan seni tidak lepas dari sifat tersebut. Sehingga melalui pendidikan seni diharapkan dapat melahirkan generasi yang kreatif, memiliki akal dan kehalusan budi dalam mengantisipasi perubahan yang terjadi di masyarakat.
Apabila dicermati, seni memiliki dua aspek yang berguna bagi manusia yakni aspek produk dan aspek prosesnya. Pertama produk atau karya seni bermanfaat bagi peningkatan kualitas hidup manusia karena dengan menghayati karya seni seseorang dapat memahami kemungkinan cara baru dalam berfikir, merasakan dan membayangkan, dengan demikian karya seni memiliki banyak informasi tentang kehidupan. Manfaat seni yang kedua, yakni proses berkarya seni. Di dalam proses kegiatan berkesenian terjadi beberapa aktivitas fisik dan psikologis yang dapat merangsang potensi-potensi pada diri manusia untuk berkembang baik pertumbuhan fisik maupun mentalnya. Oleh sebab itu seni berperan dalam pendidikan guna mencapai tujuan sesuai dengan karakter dan potensi yang dimiliki oleh seni.
Sebagaimana yang diuraikan sebelumnya, telah disepakati bahwa pelajaran kesenian memiliki kedudukan penting sebagai bagian dari sistem Pendidikan Nasional. Namun masih banyak kalangan masyarakat belum memahami kenapa itu penting, masih banyak kalangan pengelolah pendidikan belum memahami bagaimana melaksanakan pendidikan seni yang efektif bagi perkembangan siswa. Selain itu masih banyak guru belum mengetahui bagaimana mengajarkan kepada siswa dan yang sangat memprihatinkan adalah banyak pemegang kebijakan dalam dunia pendidikan belum memngetahui bagaimana pentingnya seni dalam mencapai tujuan pendidikan. Seperti apa yang diungkapkan Ki Hadjar, maupun oleh peneliti dari dunia barat sesuangguhnya sangat penting sebagai suatu strategi dalam tujuan pendidikan, yaitu perkembangan kepribadian siswa menjadi lebih utuh karena kegiatan seni mengimbangi perkembangan logika dengan memperkuat kepekaan rasa, emosi dan imajinasi sebagai bagian mental manusia yang menjadikan manusia menjadi lebih manusiawi.

C. Tujuan Pendidikan Seni
Tujuan pendidikan pendidikan seni terdiri dari apresiai seni, wawasan seni, kritik seni dan kegiatan produktif. Di Indonesia tujuan pendidikan seni khususnya pendidikan seni di SMA adalah :
1. Mengembangkan kepekaan rasa
2. Mengembangkan kreativitas
3. Mengembangkan cita rasa estetis
4. Mengembangkan etika
5. Mengembangkan kesadaran sosial
6. Mengembangkan kesadaran kultural
7. Mengembangkan rasa cinta terhadap kebudayaan Indonesia.
Kepekaan rasa dan cita rasa estetis dapat menjadi satu kelompok wilayah kepekaan emosional atau rasa yang berhubungan dengan estetik. Kemudian kesadaran kultural, cinta budaya Indonesia, kesadaran sosial dapat timbul jika siswa memiliki kepekaan dan kritis dalam melakukan apresiasi terhadap hasil seni budaya. Sehingga tujuan ini merupakan dampak dari kepekaan dan apresiasi. Etika memiliki korelasi dengan kepekaan estetik karena keduanya merupakan suatu kebaikan; etika adalah kebaikan perilaku dan estetika adalah kebaikan penampilan. Kemampuan kreatif sangat berbeda dengan kepekaan rasa, karena kreatif lebih pada wilayah kemampuan berimajinasi sehingga mendapatkan gagasan-gagasan baik untuk pemecahan masalah atau memang sebagai gagasan murni tentang sesuatu yang belum pernah ada. Namun demikian estetika dan kreativitas dalam karya seni berjalan seiring dan saling menunjang.
Dalam konteks pendidikan seni, hasil seni dan budaya dapat dijadikan sebagai materi pembelajaran untuk dihayati, dianalisa dan selanjutnya sebagai pijakan dalam menciptakan seni dan budaya yang baru dengan tidak meninggalkan ciri dan budaya yang telah ada. Selain sebagai landasan penciptaan, hasil seni budaya bangsa dapat pula dijadikan sebagai media untuk mengasah kepekaan yang berhubungann dengan estetika. Jadi hasil-hasil peradaban bangsa Indonesia yang telah ada sangat penting untuk diperhatikan, diresapi, dihayati baik nilai filosofi kehidupan dan keindahan yang tersimpan di dalamnya.
D. Pendekatan Pembelajaran Seni
Pendekatan pembelajaran merupakan suatu konsep awal bagaimana melakukan pembelajaran agar dapat efektif. Pendekatan merupakan suatu perbuatan yang dilakukan lebih luas dibandingkan dengan metode pembelajaran, pendekatan pembelajaran bersifat lebih umum.
Imajinasi Kreatif
Maksud dari imajinasi kreatif adalah kegiatan pengembangan kreatvitas menekankan kepada pengembangan imajinasi dalam memunculkan gagasan, sebagai dasar pemecahan masalah, aspek ini terdiri dari beberapa jenis.
a. Fluency, yakni kelancaran munculya gagasan bermula dari suatu rangsang persepsi visual atau auditory. Hal yang penting dalam kegiatan ini adalah kebebasan berpikir, mengutamakan jumlah yang banyak dan memiliki relevansi dengan apa yang ditanggapi. Contoh: Dapat dibuat apa saja kaleng bekas itu?
b. Flexibility, yaitu keluwesan dalam berpikir, mampu merubah dan menyesuaikan dengan kondisi yang dihadapi, mampu memberi sudut pandang yang berbeda dan alternatif lain dalam menyelesaikan masalah. Contoh: Dapatkah dua buah benda yang berbeda tersebut digabungkan menjadi sesuatu yang baru?
c. Elaboration, yakni kemampuan mengembangkan, melengkapi, memperkaya, memperjelas hal-hal yang masih sederhana menjadi sesuatu kesatuan yang lengkap dan harmonis. Contoh: Dapatkah batu ini menjadi sesuatu bentuk yang berfungsi?
d. Asosiatif, yakni kemampuan berpikir imajinatif berdasar suatu rangsang visual maupun auditory dan menghubungkan sumber rangsang tersebut dengan sesuatu yang lain. Contoh: Melihat awan terbayang bentuk-bentuk binatang, pohon, manusia, dsb.
e. Analog, yaitu mengandaikan sesuatu dengan sesuatu yang lain namun memiliki persamaan dalam beberapa hal. Contoh: Seorang pemimpin berprilaku seperti matahari.

E. Pengalaman Belajar
1. pengalaman langsung (Direct), belajar membuat karya seni dengan melihat langsung objek alami seperti manusia, binatang pohon, daun, batu, laut, gunung, hutan; meraba langsung suatu kondisi benda, halus, kasar, licin, keras, empuk; mendengar langsung dari sumber bunyi alami seperti suara burung, suara pohon diterpa angin, suara air gemericik, suara benda dipukul manusia atau mengalami langsung suatu peristiwa.
2. pengalaman intuitif (Intuitive), belajar secara intuitif adalah belajar bagaimana mendapatkan cara baru dalam membuat karya seni dengan bahan dan rangsangan secara eksternal yang ada. Misalnya dalam seni rupa menggunakan cat air tidak harus dengan kuas, tetapi dapat pula menggunakan kain, kapas atau alat alternatif lain.
3. pengalaman mengingat (Remembered), membuat karya seni dengan mengingat kejadian, benda, binatang, manusia, mimpi, dan hal-hal lain yang berhubungan dengan apa yang diingat.
4. pengalaman Mengimajinasikan (Imagined), membuat karya dengan mengkhayalkan sesuatu yang tidak dan belum ada sebelumnya. Melalui kegiatan ini siswa dapat melakukannya secara visual, auditori, kinestetik, dan akting. Secara visual misalnya siswa dapat membuat bentuk-bentuk mahluk atau mesin yang belum pernah dikenal sebelumnya.
5. Pengalaman Menggunakan Mediasi Bentuk Benda Buatan Manusia (Mediated Image And Object), membuat karya berdasarkan benda-benda manusia (barang bekas). Dalam merespon atau membuat karya melalui mediasi benda buatan siswa dapat melakukannya secara visual, auditori, kinestetik, dan akting. Misalnya secara visual siswa dapat mempersepsi karakter benda, mengabstraksikan benda, merubah, mengganti, menambah, mengurangi, membalik posisi, memperbesar, atau memperkecil ukuran dan sebagainya.
6. Pengalaman Mengamati Kualitas Dan Hubungan-Hubungannya (Qualities And Relationship), membuat karya dengan terlebih dahulu mengamati qualitas dan hubungan unsur-unsur yang baik yang ada pada obyek alami. Selain belajar dengan praktik membuat karya, belajar mengamati sebenarnya bertujuan mengasah kepekaan oleh karena itu dapat dilakukan dengan mengamati alam maupun karya yang diamati. Dalam melakukan pengamatan siswa melakukannya dengan cara mengindentifikasi kualitas jenis unsur dan hubungan unsur-unsur. Dalam mengindentifikasi siswa mengenal karakterisrik, mencari persamaan, perbedaan, keras, halus, pengulangan, irama, kontras, keseimbangan dan sebagainya.

F. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran seni sebenarnya dapat diciptakan oleh setiap guru asalkan berpedoman pada tujuan pembelajaran dan terkait dengan pendekatan, pengalaman belajar dan proses belajarnya. Selain itu dapat pula menggunakan metode pembelajaran umum yang telah baku dan lumrah digunakan dalam dunia pendidikan.

1. Metode Ceramah, metode ini sangat sering digunakan oleh guru, pada dasarnya metode ini adalah menyampaikan informasi, oleh karena itu dapat digunakan sebagai pendahuluan dalam pembelajaran praktek.
2. Metode Tanya Jawab, metode ini digunakan untuk membuat siswa aktif, biasanya diaplikasikan setelah melaksanakan metode ceramah. Selain mengaktifkan siswa juga bertujuan untuk mengetahui daya tangkap siswa terhadap apa yang telah dijelaskan dalam ceramah, juga guna mengklarifikasi jika siswa merasa kurang jelas.
3. Metode Diskusi, ini suatu metode untuk mengaktifkan siswa, melatihnya untuk mampu mengeluarkan pikiran dan perasaan secara verbal, selain itu juga mengasah ketajaman berpikir siswa terhadap sesuatu yang telah didengar, dilihat dan diperhatikannya. Oleh karenanya diskusi dapat juga digunakan dalam membahas karya seni.
4. Metode Demonstrasi, metode ini biasa digunakan dalam pelajaran praktek. Biasanya dilakukan setelah penyapaian materi secara jelas prosedur kerja, cara kerja sehingga siswa dapat melakukan praktek lebih lancar.
5. Metode Penugasan, metode ini dilakukan setelah ceramah, tanya jawab, diskusi, demonstrasi lalu guru memberi tugas berkaitan dengan apa yang telah dibahas. Tugas dapat dalam bentuk praktek, atau mengumpulkan artikel, gambar, wawancara untuk mencari data dsb.
6. Metode Meniru, meniru merupakan tindakan yang alamiah, manusia dapat berbicara, berjalan, makan dan sebagainya karena kemampuannya untuk meniru. Dalam dunia seni belajar dengan meniru merupakan dasar penguasaan teknik yang selanjutnya harus dikembangan.
7. Metode Percobaan, dalam bidang seni mencoba sesuatu teknik dan bahan adalah langkah awal guna medapatkan sesuatu yang baru. Metode ini dapat juga disebut metode eksplorasi yaitu menjelajahi sesuatu guna menemukan sesuatu.
8. Metode Observasi, metode ini dilakukan untuk mengamati suatu yang ada di lingkungan. Persepsi dalam hal ini sangat berperan dalam menangkap gejala-gejala yang dapat digunakan sebagai pemicu gagasan dalam membuat karya seni dan mengasah kepekaan persepsi mengenai kualitas, dan hubungan yang ada pada apa yang diamati. Sesuatu yang diobservasi dapat berupa rupa, suara gerak dan karakter serta bagaimana hal-hal tersebut mempengaruhi persepsi atau perasaan.
9. Metode Permainan, metode ini adalah yang paling menyenangkan, banyak yang beranggapan bahwa metode ini seakan tidak belajar tetapi main-main. Namun bagi anak, bermain adalah dunianya sehingga jika belajar sambil bermain anak-anak tanpa menyadari mereka mendapat sesuatu dari permainan tersebut sebab dlam permainan yang dilakukannya memiliki potensi dalam pengembangan imajinasi dan gagasannya tanpa harus takut melakukan kesalahan.

G. Alat, Bahan, dan Media Pembelajaran
Guna melaksanakan pembelajaran seni dibutuhkan alat, bahan, dan media. Namun demikian, agar pelaksanaan pembelajaran dapat dilakukan dalam segala kondisi maka sekolah tidak harus menggunakan alat dan bahan yang lazim digunakan. Misalnya dalam pembelajaran seni rupa tidak harus menggunaan cat air, pastel jika ditempat-tempat terpencil suit untuk mendapatkannya. Sebagai gantinya dapat menggunakan alat bahan yang minimal seperti arang, pensil, kertas bekas, barang bekas, warna alami jika tujuan utamanya untuk mengembangkan kemampuan kreatif siswa. Begitu pula musik tidak harus menggunakan alat-alat musik yang standar seperti gitar, seruling, piano. Sebagai gantinya dapat menggunakan sumber-sumber bunyi yang ada di sekitarnya jika memang alat yang memadai tidak mudah didapatkan. Dalam bidang tari jika memang memerlukan lagu sebagai iringan tari dan sulit mendapatkan alat untuk itu dapat menggunakan iringan nyanyian atau lagul-lagu sederhana yang menghasilkan dari sumber bunyi. Guru dalam hal ini perlu mengembangkan kreativitasnya untuk melaksanakan dan melibatkan siswa belajar mengembangkan potensi kreatif mereka.

H. Evaluasi Pembelajaran
Evauasi dalam hal ini tentu dilakukan terhadap proses dan hasil belajar. Pada proses belajar evaluasi diakukan pada sikap siswa dalam mengikuti proses pembelajaran khususnya motivasi belajar. Pada hasil belajar, evaluasi dilakukan terhadap ketiga tujuan pembelajaran yaitu kepekaan estetik, kemampuan kreatif, dan kemampuan apresiatif.
Kepekaan estetik meliputi tiga hal, pertama adalah kemampuan dalam melakukan observasi yakni memperhatikan secara detail terhadap apa yang diperhatikan (melalui penglihatan, melalui pendengaran), semakin detail hasil observasinya semakin peka persepsi siswa. Kedua adalah kemampuan mengindentifikasi kualitas, hubungan-hubungan, ciri-ciri perbedaan, persamaan. Ketiga adalah kemampuan dalam menyusun/ melakukan unsur rupa, suara, gerak, dan perilaku hingga menjadi suatu susunan yang menyenangkan.
Kemampuan kreatif yakni kemampuan dalam hal banyaknya menghasilkan gagasan, melengkapi dan mengkombinasikan hal-hal yang berbeda sehingga menjadi harmonis, melakukan inovasi terhadap sesuatu yang telah ada dan menjadi baru, dan mengimajinasikan atau mengkhayalkan hal-hal yang unik dan baru.
Kemampuan apresiatif dievaluasi melaui aspek kognitif dan aspek sikap. Aspek kognitif terutama dalam hal pengetahuan, pemahaman, aplikasi, sintesa, dan evaluasi. Namun harus pula disesuaikan dengan jenjang dan kemampuan siswa. Aspek sikap ditekankan kepada motivasi belajar dan dalam menghargai serta memelihara karya-karya yang dibuatnya sendiri maupun temannya serta memelihara alat-alat atau instrumen yang digunakan untuk belajar sangat penting ditanamkan sejak dini.



KEPUSTAKAAN
Dewantara, Ki Hadjar (1994), Karya Ki Hajar Dewantara Bagian II Kebudayaan, Yogyakarta, Majelis Luhur Persatuan Taman Siswa.

Tim Pengembang Pendidikan Seni PPPG Kesenian (2003), Laporan Pengembangan Diklat Guru Pendidikan Seni Sekolah Non Kejuruan, Yogyakarta, PPPG Kesenian.

Diklat Seni dan Budaya Guru Seni SMK Non Kesenian, P4TK Seni Budaya Yogyakarta, 2007
Congngo'lah...

SAMPAI KAPAN KESENIAN INI AKAN BERTAHAN

Oleh : Agus Suharjoko, S.Sn.


Apakah yang selama ini kita berikan untuk kesenian sudah maksimal menyentuh target yang kita inginkan? Ini sebuah pertanyaan yang menjadi kegelisahan penulis untuk membuka ruang diskusi kita. Perjalanan kesenian selama ini yang dapat kita rasakan hanyalah merupakan kegiatan rutin tanpa menyentuh nilai apresiasi dalam mengarungi ruang-ruang kreativitas pencarian dan pencapaian nilai estetika. Kita hanya mengulangi peristiwa-peristiwa diatas pangung yang pernah dilakukan sebelumnya oleh komunitas seni. Pencapaian estetika yang ditawarkan baik kelompok seni tradisional maupun modern belum pernah kita paparkan dalam ruang apresiasi bersama untuk menemukan dan mempertanggungjawabkan secara konsep artistik maupun pencapaian bentuk estetika yang didasarkan pada konsep garapan. Hal ini sangat perlu dilakukan menurut penulis, karena proses pencapaian artistik merupakan hasil puncak-puncak pencarian kreativitas yang perlu dikerjakan oleh komunitas seni.

Hal tersebut akan memberikan nilai apresiasi bagi penonton atau penikmat seni. Kebutuhan ini sering dilakukan oleh komunitas-komunitas seni yang ada di pusat kesenian (ibukota propinsi) sampai saat ini. Salah satu contoh apa yang dilakukan oleh jaringan komunitas teater remaja di Jawa Timur yang dilaksanakan di Taman Budaya Jawa Timur (Cak Durasim) ataupun yang sudah pernah dilakukan oleh Dewan Kesenian Jakarta dengan membangun kegiatan rutin pementasan teater oleh kelompok-kelompok teater di Taman Ismail Marzuki sehingga menawarkan konsep-konsep teater yang ada saat ini. Namun yang dilakukan oleh pekerja seni yang ada di Sumenep jarang kita temukan hal yang demikian, dan pada saat inilah seharusnya kita dapat memulainya. Mungkin hal inilah yang menjadi kelemahan kita bersama di dalam proses berkesenian kita selama ini. Kelemahan ini mungkin dikarenakan kurangnya ruang-ruang apresiasi dan kita mungkin ditakdirkan untuk tidak dapat menerima pendapat atau evaluasi dari pihak lain yang dianggapnya hanya dapat melemahkan proses kreativitas yang selama ini sudah dilakoninya.

Seperti halnya pementasan kesenian tradisional yang selama ini digelar, perhelatan rutin dilaksanakan karena untuk acara hiburan semata dan pementasan teater serta tari dilaksanakan hanya sebagai penanda pencapaian proses latihan atau ditampilkan bersamaan dengan acara ulang tahun komunitasnya. Memang ada beberapa kegiatan pentas yang dilanjutkan dengan evaluasi atau acara diskusi, namun yang diwacanakan hanyalah pujian atau kritikan yang tidak apresiatif. Penulis merasa rindu sebagaimana yang dilakukan oleh teman-teman pekerja seni di luar Madura, mereka benar-benar membahas nilai-nilai capaian artsistik saat selesai pentas dengan mendatangkan pengamat yang sesuai dengan bidang garapannya. Sehingga apa yang dilakukan oleh komunitas seni dalam menawarkan produksinya selalu ingin mendapatkan pencapaian nilai estetika yang baru. Mungkin hal inilah yang belum dilakukan oleh teman-teman pekerja seni di Sumenep khususnya, sehinga geliat perkembangan kesenian sangatlah lamban dan dapat dibilang jalan ditempat.

Kurangnya publikasi pementasan menjadi salah satu bagian tidak terdengarnya capaian-capaian target artistik dari kelompok-kelompok seni yang berkembang di Sumenep. Hal ini sangatlah kita rasakan mengapa sampai saat ini kita tidak pernah membaca atau mendengar adanya pementasan di ruang-ruang publik atau gedung pertunjukan (dalam tanda kutip) lingkaran berkesenian diwilayah kita. Penulis sangat merasakan betapa dahsyatnya pengaruh publikasi baik dalam bentuk media cetak maupun media elektronik (dunia maya) untuk memberikan informasi bahwa peristiwa kesenian akan atau sudah berlangsung. Seperti halnya beberapa peristiwa panggung baik berskala local maupun nasional yang banyak kita dapatkan di dunia maya (internet). Hal demikian perlu kiranya mendapatkan perhatian bagi penggiat seni di Sumenep untuk kiranya juga mempublikasikan agar peristiwa kesenian di Sumenep juga menjadi lalu lintas informasi peristiwa kesenian di daerah lain.

Tidak kalah menariknya adalah apa yang sudah dilakukan oleh lembaga-lembaga yang mengayomi kesenian baik Dinas Pendidikan maupun Dinas pariwisata dan kebudayaan kabupaten Sumenep selama ini. Kegiatan yang selama ini dilaksanakan oleh DISPARBUD yakni atas nama program pembinaan, pelestarian dan pengembangan kesenian dan budaya, yang penulis rasakan hanyalah melakukan kegiatan seremonial proyek agar program berjalan tanpa memperhitungkan pencapaian nilai-nilai apresiasi kepada masyarakat. Bisa dikatakan proyek selesai dan laporan diserahkan ke Dewan sehingga pencairan dana selesai tanpa memikirkan apakah kegiatan tersebut mencapai target sasaran apresiasi kepada masyarakat. Seperti halnya pelaksanaan pentas seni budaya baru-baru ini yang dilaksanakan dilapangan Gotong Royong (LKS Sumenep) dengan setting panggung yang sangat-sangat sederhana atau bisa dibilang apa adanya, tanpa ada capaian estetika dan materi yang ditampilkan juga pengulangan karya-karya dari komunitas seni yang selalu jadi tunjukan pihak penyelenggara. Yang hendaknya dilakukan adalah seberapa besar hasil binaan pihak penyelenggara kepada komunitas dan target hasil pembinaan tersebut dapat diapresiasikan kepada masyarakat. Diharapkan ada senergisitas antara kelompok seni dengan birokrasi atau lembaga kesenian untuk menjembatani kepentingan apresiasi masyarakat atau penonton. Namun yang dapat kita rasakan adalah pihak penyelenggara tidak mencoba untuk menawarkan kepada kelompok-kelompok seni yang lain yang selama ini juga melakukan proses kreativitas di komunitasnya masing-masing. Saya pikir penyelengara hanya melakukan pendekatan relasi saja tanpa dilakukan pendekatan proses kreativitas. Hal inilah salah satu penyebab keterpurukan pengembangan kegiatan seni di kabupaten Sumenep. Begitu juga yang dilakukan oleh dinas pendidikan, selama ini tidak melakukan program pembinaan atau apresiasi ke sekolah-sekolah secara rutin agar diketahui sampai mana pengembangan proses kreativitas seni terhadap siswa atau sekolah. Ini sangat penting dilaksanakan agar proses kreativitas siswa tidak hanya menjadi tanggung jawab guru kesenian namun juga tanggung jawab bersama dengan pihak birokrasi yang ada.

Pada dasarnya kesenian merupakan kebutuhan masyarakat, baik sebagai kreator maupun sebagai penyangga kesenian (masyarakat penonton). Kesenian hidup dan dihidupi karena kebutuhan masyarakatnya, baik sebagai sarana upacara ritual ataupun sebagai sarana hiburan. Kesenian tradisional sampai sekarang pun masih dapat hidup walaupun jantungnya sudah megap-megap karena banyaknya ragam media hiburan yang ditawarkan oleh budaya industri. Seni pertunjukan modern khususnya tari dan teater juga perkembangannya tidak kita ragukan sebagai sarana aktivitas kegiatan kampus maupun kegiatan ekskul di sekolah-sekolah. Namun apakah kita biarkan mereka berjalan tanpa adanya sentuhan dari pihak yang memayungi kesenian (DISPARBUD dan DIKNAS) dan juga tidakkah kita mencoba untuk membangun penonton yang apresian terhadap garapan yang kita tawarkan. Jelas ini adalah hal yang sangat urgent untuk kita pikirkan bersama bagaimana kita mampu membangun penonton yang baru sehingga karya kreativitas kita dapat mencapai puncak-puncak kreativitas. Dengan kita mampu membangun penonton yang apresian dan didampingi oleh pembinaan dari pihak yang terkait secara benar dan rutin, penulis yakin kesenian tidak akan mengalami stagnasi perkembangan dan mungin akan berjalan menuju mercusuar kreativitas yang pernah dilakukan oleh seniman-seniman tempo doloe. (by. Agus Suharjoko).
Congngo'lah...

Jumat, 28 Agustus 2009

MATERI SENI BUDAYA KELAS X





BAB 1 PENGERTIAN SENI



Standar kompetensi
Mengapresiasi karya seni teater

Kompetensi Dasar
Pengertian dan definisi seni

Kegiatan Pembelajaran
• Mengelompokkan cabang-cabang seni.
• Beberapa definisi seni.
• Pengertin seni sebagai estetika
• Pengertian seni sebagai kreativitas
• Pengertian fungsi dan tujuan seni

Tugas
• Mengapresiasi karya seni (musik)


A. PENGERTIAN DAN DEFINISI
Mengapresiasi artinya berusaha mengerti tentang seni dan menjadi peka terhadap segi-segi di dalamnya, sehinga secara sadar mampu menikmati dan menilai karya dengan semestinya.

Seni adalah salah satu unsur kebudayaan yang tumbuh dan berkembang sejajar dengan perkembangan manusia selaku penggubah dan penikmat seni.

Kebudayaan adalah hasil pemikiran, karya dan segala aktivitas (bukan perbuatan), yang merefleksikan naluri secara murni.

Seni memiliki nilai estetis (indah) yang disukai oleh manusia dan mengandung ide-ide yang dinyatakan dalam bentuk aktivitas atau rupa sebagai lambang.

Dengan seni kita dapat memperoleh kenikmatan sebagai akibat dari refleksi perasaan terhadap stimulus yang kita terima. Kenikmatan seni bukanlah kenikmatan fisik lahiriah, melainkan kenikmatan batiniah yang muncul bila kita menangkap dan merasakan simbol-simbol estetika dari penggubah seni. Dalam hal ini seni memiliki nilai spiritual.

Kedalaman dan kompleksitas seni menyebabkan para ahli membuat definisi seni untuk mempermudah pendekatan kita dalam memahami dan menilai seni. Konsep yang muncul bervariasi sesuai dengan latar belakang pemahaman, penghayatan, dan pandangan ahli tersebut terhadap seni.

Beberapa definisi tersebut antara lain :

1. Ensiklopedia Indonesia
Seni adalah penciptaan benda atau segala hal yang karena keindahan bentuknya, orang senang melihat atau mendengar.

2. Ki Hajar Dewantara
Seni merupakan perbuatan manusia (penggubah) yang timbul dari perasaannya dan bersifat indah, sehingga dapat menggerakkan jiwa dan perasaan manusia (penerima).

3. Achdiat Kartamihardja
Seni adalah kegiatan rohani manusia yang merefleksikan realitas ke dalam suatu karya. Bentuk dan isinya mempunyai daya untuk membangkitkan pengalaman tertentu dalam batin penerimanya.

4. Aristoteles
Seni adalah peniruan bentuk alam dengan kreatifitas dan ide penggubahnya agar lebih indah.

5. Leo Tolstoy
Seni adalah suatu kegiatan manusia (penggubah) yang secara sadar dengan perantara tanda-tanda lahiriah tertentu menyampaikan perasaan-perasaan yang telah dihayatinya kepada orang lain (penerima) sehingga ikut merasakan perasaan-perasaan seperti yang ia (penggubah) alami.

6. Schopenhauer
Seni adalah suatu usaha untuk menciptakan bentuk-bentuk yang menyenangkan. Meskipun musik adalah seni yang paling abstrak, tapi tiap orang menyukainya.

7. Thomas Munro
Seni adalah alat buatan manusia (penggubah) untuk menimbulkan efek-efek psikologis atas manusia lain (penerima) yang melihatnya. Efek-efek tersebut mencakup segala tanggapan yang berwujud pengamatan, pengenalan, imajinasi yang rasional maupun yang emosional.

Sekarang coba anda rumuskan tentang pengertian seni menurut anda, tuangkan rumusan anda ke dalam kolom berikut ini :

Seni adalah : ………….…………………………………………………….

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..


B. SENI SEBAGAI ESTETIKA
Estetika berada di luar lingkup logika ataupun etika. Definisi menurut para ahli sebagai langkah pendekatan memahaminya antara lain sebagai berikut.

1. Al Ghazali
Keindahan suatu benda terletak pada perwujudan dari kesempurnaan karakteristik benda itu dan ditambah dengan adanya jiwa atau roh di dalamnya.

2. Alexander Baumgarten
Keindahan itu dipandang sebagai kesatuan yang merupakan susunan yang teratur dari bagian-bagian yang mempunyai hubungan erat satu dengan yang lain secara keseluruhan.

3. Herbert Read
Keindahan adalah suatu kesatuan hubungan formal dari pengamatan yang menimbulkan rasa senang.

4. Immanuel kant
Keindahan ditinjau dari dua sisi, yaitu:
Objektif : Keindahan adalah keserasian suatu objek terhadap tujuan yang dikandungnya, sejauh objek tersebut tidak ditinjau dari segi fungsi.

Subjektif : Keindahan adalah sesuatu yang tanpa direnungkan dengan logika dan konsep dan tanpa disangkutpautkan dengan kegunaan praktis dapat mendatangkan rasa senang pada si penghayat.

5. Zulser
Keindahan adalah sesuatu yang baik dan dapat memupuk rasa moral.

6. Thomas Aquines
Keindahan akan terbentuk jika memenuhi 3 syarat, yaitu adanya :
a. Integritas (kesatuan) atau kesempurnaan,
b. Proporsi yang tepat dan harmonis.
c. Klaritas (kejelasan).

Penganut teori objektif menempatkan rasa estetis lebih utama sehingga memliki konsep, pola pikir, atau alasan logis mengapa sesuatu itu dikatakan indah. Penganut teori subjektif meletakkan keindahan secara pribadi dalam diri si penikmat karya seni sehinga tidak dapat memberi alasan mengapa sesuatu itu dikatakan indah.

Keindahan seni adalah keindahan ekspresi, kreasi seniman. Jadi, pemandangan alam bukan keindahan seni.


C. SENI SEBAGAI KREATIVITAS
Manusia memiliki kelebihan berupa akal pikiran, kalbu, emosi, nafsu, dan kemampuan membuat sesuatu. Usaha menggunakan akal pikiran untuk membuat sesuatu (kreasi) yang baru, baik, nyata atau abstrak disebut kreativitas. Proses kreasi seni mempunyai ciri khusus antara lain seperti dibawah ini.

1. Unik
Unik artinya sesuatu yang lain dari pada yang lain, yang belum pernah dibuat orang sebelumnya, baik dalam hal ide, teknik, dan media. Alangkah baiknya jika karya senimu adalah hasil kreasimu sendiri, bukan mencontoh dari yang sudah ada. Karya lain dapat digunakan sebagai pemicu munculnya gagasan. Kembangkanlah gagasan tersebut menjadi sesuatu yang unik dan baru. Dengan demikian, kreativitasmu akan terasah.

2. Individual (pribadi)
Artinya memiliki kekhususan ciri dari seniman pembuatnya, yang berbeda dengan seniman lain karena perbedaan pandangan, penghayatan, pengalaman, dan tehnik dalam membuat karya seni. Bandingkanlah karyamu dengan karya temanmu. Objek yang dipakai sebagai pemicu gagasan seni bisa jadi sama. Tapi karena pandangan, penghayatan, pengalaman, dan teknik yang berbeda, hasilnya tentu akan berbeda.

3. Ekspresif
Karya seni merupakan hasil curahan bathin berupa penjabaran dari ide, renungan, perasaan, atau pengalaman seniman. Seni yang tanpa curahan bathin seolah-olah kering dan tak dapat menyentuh perasaan yang menikmatinya.

4. Universal
Karya seni dapat dinikmati oleh semua lapisan masyarakat, bangsa, dan generasi karena adanya persamaan rasa estetik dan artistik.

5. Survival (tahan lama)
Nilai seni dalam suatu karya seni dapat dinikmati sepanjang masa karena nilai estetikanya bersifat konsisten. Contohnya, karya seni peninggalan zaman kuno, masih bisa kita nikmati sekarang.

Sekarang timbul pertanyaan, apakah setiap karya seni harus mengandung unsur-unsur keindahan dan apakah keindahan pantai Lombang, Sumenep merupakan karya seni? Coba anda jelaskan ke dalam kolom berikut ini.

Apakah setiap karya seni mengandung unsur keindahan ? ......................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
Apakah pantai Lombang merupakan karya seni ? .....................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................


D. CABANG-CABANG SENI
Berdasarkan realita yang berkembang di masyarakat, seni digolongkan menjad 5 cabang yang memiliki kesatuan dan keterkaitan.

Cabang seni, Bentuk Media, Indra Penikmat dan Matra
1 Rupa. Bentuk media : Benda. Indra penikmat : Penglihatan, peraba. Matra : 2 / 3 dimensi

2 Sastra. Bentuk Media : Tulisan. Matra : Penglihatan 2 dimensi

3 Musik. Suara, Benda, Manusia, Gerak proses. Indra penikmat: Pendengaran, penglihatan. Matra : Waktu, 3 dimensi

4 Tari. Bentuk Media : Tubuh manusia, gerak, musik Indra penikmat : penglihatan, pendengaran. Matra : Waktu, 3 dimensi.

5 Teater. Bentuk Media : Manusia, benda/alam, akting, adegan, suara / musik Indra penikmat :penglihatan, pendengaran. Matra :Waktu, 3 dimensi


E. FUNGSI DAN TUJUAN SENI

Menurut antropologi, kesenian adalah salah satu unsur budaya manusia. Kita dapat merasakan dalam pengalaman hidup sehari-hari, betapa kita sangat membutuhkan sarana berekspresi dan menikmati keindahan dalam berbagai bentuk.

Berdasarkan fungsinya sebagai pemenuh kebutuhan, seni dipilah menjadi beberapa kelompok.

1. Fungsi Individual
Manusia terdiri dari unsur fisik dan psikis. Salah satu unsur psikis adalah emosi. Maka fungsi individual ini dibagi menjadi fungsi pemenuhan kebutuhan seni secara fisik dan psikis / emosional.

a. Fisik
Fungsi ini banyak dipenuhi melalui seni pakai yang berhubungan dengan fisik. Seperti busana, perabot, rumah, musik senam, dan sebagainya.

b. Emosional
Dipenuhi melalui seni murni, baik dari segi si pembuat / penggubah, maupun konsumen penikmat. Contohnya, lukisan, novel, musik, tari, film, dan sebagainya.

2. Fungsi Sosial
Fungsi sosial artinya dapat dinikmati dan bermanfaat bagi kepentingan orang banyak dalam waktu relatif bersamaan. Fungsi ini dikelompokkan menjadi beberapa bidang.

a. Religi / keagamaan
Karya seni dapat dijadikan ciri atau pesan keagamaan. Contoh: kaligrafi, busana muslim, arsitektur atau dekorasi rumah ibadah, lagu-lagu rohani.

b. Rekreasi/hiburan
Seni dapat dijadikan sebagai sarana melepas kejenuhan atau mengurangi kesedihan. Hal itu dapat terjadi misalkan pada saat kita menyaksikan musik, tarian,
film, dan lawak.

c. Komunikasi
Seni dapat digunakan untuk mengkomunikasikan sesuatu, seperti pesan, kritik, kebijakan, gagasan, dan produk kepada orang banyak. Contoh: lagu balada, poster, drama komedi, dan reklame. Tema yang sering dibuat antara lain:
1. Ketidakdisiplinan anggota masyarakat terhadap lingkungan.
2. Himbauan melaksanakan program pemerintah.
3. Anjuran kesehatan / kesejahteraan.
4. Ketidakadilan suatu kebijakan.

d. Pendidikan
Pendidikan juga memanfaatkan seni sebagai sarana penunjangnya. Contoh: gambar ilustrasi buku pelajaran, film ilmiah atau dokumenter, poster ilmiah, lagu anak-anak dan foto.


Evaluasi Bab 1
Pilihlah satu jawaban yang anda anggap paling benar !

1. Berusaha mengerti tentang seni dan menjadi peka terhadap segi-segi di dalamnya, sehinga secara sadar mampu menikmati dan menilai karya dengan semestinya, disebut :
a. Apresian b. Apresiasi c. Koreksi d. Menilai e. Diskripsi

2. Salah satu unsur kebudayaan yang tumbuh dan berkembang sejajar dengan perkembangan manusia selaku penggubah dan penikmat seni disebut:
a. Karya b. Budaya c. Seni d. Apresiasi e. Musik

3. Hasil pemikiran, karya dan segala aktivitas (bukan perbuatan), yang merefleksikan naluri secara murni disebut :
a. Karya b. Seni c. Kebudayaan d. Apresiasi e. Budaya

4. Kenikmatan seni bukanlah kenikmatan fisik lahiriah, melainkan kenikmatan batiniah yang muncul bila kita menangkap dan merasakan simbol-simbol estetika dari penggubah seni. Dalam hal ini seni memiliki nilai :
a. Spiritual b. Rohaniah c. Jasmaniah d. Mistis e. Budaya

5. Seni merupakan perbuatan manusia (penggubah) yang timbul dari perasaannya dan bersifat indah, sehingga dapat menggerakkan jiwa dan perasaan manusia (penerima), pendapat ini menurut :
a. Ki Hajar Dewantara c. Aristoteles e. Schopenhauer
b. Achdiat Kartamihardja d. Leo Tolstoy

6. Seni adalah peniruan bentuk alam dengan kreatifitas dan ide penggubahnya agar lebih indah, pendapat ini menurut :
a. Ki Hajar Dewantara c. Aristoteles e. Schopenhauer
b. Achdiat Kartamihardja d. Leo Tolstoy

7. Seni adalah suatu kegiatan manusia (penggubah) yang secara sadar dengan perantara tanda-tanda lahiriah tertentu menyampaikan perasaan-perasaan yang telah dihayatinya kepada orang lain (penerima) sehingga ikut merasakan perasaan-perasaan seperti yang ia (penggubah) alami, pendapat ini menurut :
a. Ki Hajar Dewantara c. Aristoteles e. Schopenhauer
b. Achdiat Kartamihardja d. Leo Tolstoy

8. Keindahan itu dipandang sebagai kesatuan yang merupakan susunan yang teratur dari bagian-bagian yang mempunyai hubungan erat satu dengan yang lain secara keseluruhan, definisi keindahan ini menurut pendapat :
a. Ki Hajar Dewantara c. Herberd Read
b. Al Ghazali d. Alexander Baumgarten
e. Schopenhauer

9. Menurut Thomas Aquines Keindahan akan terbentuk jika memenuhi 3 syarat, yaitu adanya :
a. Integritas (kesatuan) atau kesempurnaan,
b. Proporsi yang tepat dan harmonis.
c. Klaritas (kejelasan).
d. jawaban a, b, c salah
e. jawaban a, b, c benar

10. Proses kreasi seni mempunyai ciri khusus antara lain seperti :
a. Unik b. Individual c. Universal d. Ekspresif dan survival e. Semuanya benar

11. Karya seni dapat dinikmati oleh semua lapisan masyarakat, bangsa, dan generasi karena adanya persamaan rasa estetik dan artistik, ini merupakan ciri khusus proses kreasi seni:
a. Unik b. Individual c. Universal d. Ekspresif e. Survival

12. Karya seni merupakan hasil curahan bathin berupa penjabaran dari ide, renungan, perasaan, atau pengalaman seniman. Seni yang tanpa curahan bathin seolah-olah kering dan tak dapat menyentuh perasaan yang menikmatinya, ini merupakan ciri khusus proses kreasi seni yang:
a. Unik b. Individual c. Universal d. Ekspresif e. Survival

13. Nilai seni dalam suatu karya seni dapat dinikmati sepanjang masa karena nilai estetikanya bersifat konsisten. Contohnya, karya seni peninggalan zaman kuno, masih bisa kita nikmati sekarang. ini merupakan ciri khusus proses kreasi seni yang:
a. Unik b. Individual c. Universal d. Ekspresif e. Survival

14. Media seni rupa yaitu :
a. Benda
b. Tulisan
c. Suara, benda, manusia, gerak proses
d. Tubuh manusia, gerak, proses
e. Manusia, benda, akting musik, suara, adegan

15. Media seni musik yaitu :
a. Benda
b. Tulisan
c. Suara, benda, manusia, gerak proses
d. Tubuh manusia, gerak, proses
e. Manusia, benda, akting musik, suara, adegan

16. Media seni teater, yaitu :
a. Benda
b. Tulisan
c. Suara, benda, manusia, gerak proses
d. Tubuh manusia, gerak, proses
e. Manusia, benda, akting musik, suara, adegan

17. Berdasarkan fungsinya sebagai pemenuh kebutuhan, seni dipilah menjadi beberapa kelompok, yaitu fungsi
a. Sosial dan Individual b. Pribadi dan kelompok
c. Etika dan estetis d. Kreatif dan dinamis
e. Semuanya benar

18. Seni dapat dinikmati dan bermanfaat bagi kepentingan orang banyak dalam waktu relatif bersamaan, ini disebut dengan fungsi :
a. Sosial b. Individual c. Etika d. Kreatif e. Kelompok

19. Seni sebagai fungsi sosial diantaranya :
a. Religi d. Pendidikan
b. Rekreasi e. Semua salah
c. Komunikasi

20. Fungsi ini banyak dipenuhi melalui seni pakai yang berhubungan dengan fisik. Seperti busana, perabot, rumah, musik senam, dan sebagainya, disebut fungsi.
a. Sosial b. Fisik c. Emosional d. Kreatif e. Kelompok





BAB 2 PENGERTIAN TEATER

Standar kompetensi
Mengapresiasi karya seni teater

Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan pengertian tentang teater

Kegiatan Pembelajaran
• Pengertian tentang drama.
• Pengertian tentang teater
• Pengertian tentang sejarah teater
• Pengertian tentang fungsi teater

Tugas
• Menulis kembali pengalaman batin dan imajinasi
• Mengaplikasikan 4M (mengkhayal, menulis, memainkan dan menyaksikan)


A. DRAMA
Drama berasal dari bahasa Yunani, draomai yang berarti berbuat, berlaku, bertindak, bereaksi dan sebagainya dan drama berarti perbuatan atau tindakan. Drama dapat berupa komedi (suka cerita) dan tragedy (duka cerita). Jadi drama dapat diartikan sebagai cerita konflik manusia dalam bentuk dialog, yang diproyeksikan pada pentas dengan menggunakan percakapan atau action dihadapan penonton (audience) .

Arti drama :
1. Menurut Moulton, drama adalah ”hidup yang dilukiskan dengan gerak” (life presented in action). Jika buku roman menggerakkan fantasi kita, maka dalam drama kita melihatnya kehidupan manusia diekspresikan secara langsung dimuka sendiri.

2. Menurut Brander Mathews, drama adalah konflik dari sifat manusia merupakan sumber pokok utama.

3. Menurut Ferdinand Brunetierre, drama haruslah melahirkan kehendak manusia dengan action.

4. Menurut Balthazar Verhagen, drama adalah kesenian melukiskan sifat dan sikap manusia dengan gerak.

Pertunjukan drama disebut juga sandiwara. Kata sandiwara itu dibuat oleh PKG. Mangkunegara VII almarhum sebagai pengganti kata toneel. Kata baru ”sandiwara” dibentuk dari kata ”sandi” dan ”wara”, sandi (jawa) berarti rahasia, dan wara (jawa) adalah pengajaran. Demikian menurut Ki Hajar Dewantara, sandiwara adalah pengajaran yang dilakukan dengan perlambang. Sebenarnya arti kata sandiwara lebih kena daripada kata toneel (belanda), yang artinya tak lain daripada pertunjukan. Demikian pula jika dibandingkan dengan arti drama dalam bahasa Yunani yang artinya tak lain dari pada ”perbuatan”, dan kemudian semata-mata perbuatan di atas panggung.

Kata sandiwara merosot derajatnya karena yang menyelenggarakan dan yang memelihara sandiwara kurang cakap atau kurang baik budinya. Jika kita ingin mengembalikan arti sandiwara seperti yang semestinya, lapangan sandiwara meminta juga kepada kaum terpelajar, kepada orang yang cakap, kepada orang yang berjiwa seniman dan berbudi tinggi.

B. FORMULA DRAMATURGI
Yang dimaksud dengan formula dramaturgi atau 4M ialah :
M 1 : Mengkhayalkan
M 2 : Menuliskan
M 3 : Memainkan
M 4 : Menyaksikan

M 1 : Disini untuk pertama kali manusia / pengarang mengkhayalkan kisah ada inspirasi-inspirasi, ide-ide (idea)

M 2 : Pengarang menyusun kisah yang sama (the same idea) untuk kedua kalinya. Pengarang menulis kisah (story).

M 3 : Pelaku-pelaku memainkan kisah yang sama untuk ketiga kalinya (action). Disini aktor dan aktris yang bertindak dalam stage tertentu.

M 4 : Penonton menyasikan kisah yang sama untuk keempat kalinya (audience).
Tugas dramaturgi ialah mempelajari keempat proses (4 M) tersebut diatas.


C. TEATER
Ada orang yang mengartikan teater sebagai ”gedung pertunjukan”, ada yang mengartikan sebagai ”pangung” (stage). Secara
etimologis, teater adalah gedung pertunjukan.

1. Dalam arti luas ; teater ialah segala tontonan yang dipertunjukkan didepan orang banyak, misalnya : Topeng Dhalang, wayang wong, loddrok, ketoprak, randai, mayong, arja, rangda, reog, sulapan, akrobatik dan lain sebagainya.

2. Dalam arti sempit ; drama kisah hidup dan kehidupan manusia yang diceritakan di atas pentas, disasksikan oleh orang banyak, dengan media; percakapan, gerak dan laku, dengan atau tanpa dekor, didasarkan pada naskah yang tertulis (hasil seni sastra) dan atau tanpa musik, nyanyian, tarian.

D. SEJARAH TEATER
Teater berasal dari bahasa Greek (Yunani), yaitu theatron. Theatron adalah nama tempat untuk mengadakan pesta dan persembahan para dewa. Pesta diadakan untuk dewa Apollo, yaitu dewa yang memberikan kemakmuran. Persembahan untuk dewa Dyonesos, yaitu dewa penghancur. Pada acara pesta, masyarakat mendatangi suatu tempat padang yang luas, yang dibuat gunungan tanah melingkar. Ditengah arena itu dibuat pusat persembahan yang disebut theatron. Pada saat itu , masyarakat berpesta ria. Mereka menari mengikuti gerakan binatang, ada yang mengikuti gerakan seperti macan, dan ada juga yang mengikuti gerakan seperti domba. Mereka diperbolehkan saling mengejek sehingga suasananya riang gembira, santai dan penuh humor.

Namun pada acara persembahan masyarakat tidak boleh saling mengejek. Mereka tampak sedih, bahkan banyak yang berteriak histeris dan menangis. Pada acara persembahan itu seekor domba jantan disembelih. Acara persembahan biasanya diadakan pada musim kemarau dengan harapan musim kemarau cepat berlalu.

Setelah mengalami perkembangan, pengertian teater juga mengalami perkembangan. Teater tidak hanya diartikan sebagai tempat pertunjukan, tetapi juga diartikan sebagai kegiatan pertunjukan atau tontonan. Sebagai kegiatan pertunjukan, teater mempunyai ciri-ciri, yaitu teater sebagai seni yang berhubungan dengan gerak, seni dekorasi, seni tata rias, dan seni tata busana. Selain itu ciri-ciri yang lain adalah teater sebagai seni kolektif dan memerlukan penonton.

Peranan teater pada saat ini juga mengalami perkembangan. Teater tidak hanya untuk keperluan upacara, tetapi juga untuk aktualisasi pengembangan kreasi, menghibur, dan memberikan informasi tentang nilai-nilai kebenaran. Sebagai seni, teater bisa mengasah afektif masyarakat. Teater juga dapat dijadikan sebagai sarana pendidikan. Dengan berlatih teater, siswa dapat melaksanakan tiga ranah tujuan pendidikan sekaligus, yaitu kognitif, psikomotorik dan afektif.

Pada kesempatan ini kita akan belajar seni teater. Pembelajaran seni teater mencakup keterampilan olah tubuh, olah pikir dan olah suara.

E. FUNGSI TEATER

1. Teater Berfungsi untuk keperluan Upacara
Asal mula teater digunakan untuk kepentingan upacara, yaitu upacara persembahan kepada dewa Dyonesos dan upacara pesta untuk dewa Apollo. Teater di Indonesia juga ada yang berfungsi untuk keperluan upacara. Teater ini biasanya disebut teater tradisional. Teater yang berfungsi untuk kepentingan upacara tidak membutuhkan penonton karena penontonnya adalah bagian dari peserta upacara itu sendiri.

2. Teater sebagai Media Ekspresi
Teater merupakan salah satu bentuk seni. Jika seni musik menekankan pada suara, seni teater menekankan pada laku dan dialog. Seniman teater akan mengekspresikan seninya dalam bentuk gerakan tubuh dan ucapan-ucapan.

3. Teater Berfungsi sebagai Sarana Hiburan
Pengertian teater dapat berhubungan dengan tempat, tetapi dapat juga berhubungan dengan kegiatan pertunjukan. Teater dibutuhkan oleh lingkungan masyarakat untuk hiburan. Oleh karena itu, teater perlu dipersiapkan dengan baik sehigga jika dipentaskan, penonton akan merasa terhibur.

4. Teater sebagai Media Pendidikan
Teater adalah seni kolektif, artinya teater tidak bisa dikerjakan oleh satu orang, tetapi harus dikerjakan oleh banyak orang. Lewat teater, orang akan diajak untuk berorganisasi dan bekerjasama. Jika dipentaskan, teater akan memberikan pesan-pesan kepada penonton. Melalui cerita, penonton tidak terasa dididik untuk mengerti kebaikan dan kejahatan.


Evaluasi Bab 2
Pilihlah satu jawaban yang anda anggap paling benar !

1. Drama berasal dari bahasa :
a. Yunani b. Latin c. Romawi d. Sansekerta e. Inggris

2. Draomai yang berarti : berbuat, berlaku, bertindak, bereaksi
a. berbuat b. berlaku c. bertindak d. Bereaksi e. Semuanya benar

3. Cerita konflik manusia dalam bentuk dialog, yang diproyeksikan pada pentas dengan menggunakan percakapan atau action dihadapan penonton (audience), disebut :
a. Teater b. Drama c. Sandiwara d. Naskah e. Lakon

4. Sandiwara adalah pengajaran yang dilakukan dengan perlambang, istilah ini menurut pendapat:
a. Brander Mathews b. Ki Hajar Dewantara
c. Balthazar Verhagen d. Moulton
e. Ferdinand Brunetierre

5. Pertunjukan teater bermula dari pemujaan terhadap dewa kesuburan Yunani, Dewa apakah tersebut :
a. Dewa Dionisus b. Dewa Dewi c. Dewa Zeus d. Dewa Brahma e. Dewa Wisnu

6. Drama adalah konflik dari sifat manusia merupakan sumber pokok utama, definisi ini menurut pendapat :
a. Brander Mathews b. Ferdinand Brunetierre
c. Balthazar Verhagen d. Moulton
e. Ki Hajar Dewantara

7. Drama haruslah melahirkan kehendak manusia dengan action definisi ini menurut pendapat :
a. Brander Mathews b. Ferdinand Brunetierre
c. Balthazar Verhagen d. Moulton
e. Ki Hajar Dewantara

8. Media teater adalah :
a. Naskah b. Musik, nyanyian dan Tarian
c. Semuanya benar d. Dialog
e. Gerak dan laku

9. Drama adalah kesenian melukiskan sifat dan sikap manusia dengan gerak, definisi ini menurut pendapat :
a. Brander Mathews b. Ferdinand Brunetierre
c. Balthazar Verhagen d. Moulton
e. Ki Hajar Dewantara

10. Pertunjukan drama disebut juga sandiwara. Kata sandiwara itu dibuat oleh :
a. Ki Hajar Dewantara b. PKG. Mangkunegara VI
c. PKG. Mangkunegara VII d. Hamengkubuwono IX
e. PKG. Mangkunegara V

11. Di dalam penjelasan formula dramaturgi tentang pertama kali manusia / pengarang mengkhayalkan kisah ada inspirasi-inspirasi, ide-ide (idea) di sebut tahapan :
a. M 1 b. M 2 c. M 3 d. M 4 e. M 5

12. Di dalam penjelasan formula dramaturgi tentang pelaku-pelaku memainkan kisah yang sama untuk ketiga kalinya (action). Disini aktor dan aktris yang bertindak dalam stage tertentu
a. M 1 b. M 2 c. M 3 d. M 4 e. M 5

13. Di dalam penjelasan formula dramaturgi tentang penonton menyasikan kisah yang sama untuk keempat kalinya (audience).
a. M 1 b. M 2 c. M 3 d. M 4 e. M 5

14. Di dalam penjelasan formula dramaturgi tentang pengarang menyusun kisah yang sama (the same idea) untuk kedua kalinya. Pengarang menulis kisah (story).
a. M 1 b. M 2 c. M 3 d. M 4 e. M 5

15. Pengertian teater Secara etimologis adalah :
a. Pentas b. Stage c. Musik d. Gedung pertunjukan e. Drama

16. Unsur-unsur pokok dari teater adalah, kecuali :
a. Pemain b. Penonton c. Setting d. Cerita e. Sutradara

17. Teater ialah segala tontonan yang dipertunjukkan didepan orang banyak, definisi tersebut adalah pengertian teater dalam arti :
a. Besar b. Kecil c. Luas d. Sempit e. Drama

18. Drama kisah hidup dan kehidupan manusia yang diceritakan di atas pentas, disasksikan oleh orang banyak, dengan media; percakapan, gerak dan laku, dengan atau tanpa dekor, didasarkan pada naskah yang tertulis (hasil seni sastra) dan atau tanpa musik, nyanyian, tarian. definisi tersebut adalah pengertian teater dalam arti :
a. Besar b. Kecil c. Luas d. Sempit e. Drama

20. Apa yang dimaksud dengan formula dramaturgi atau 4M :
a. Memainkan d. Mengkhayalkan
b. Menyaksikan e. Menuliskan
c. Semuanya benar


(penulis : Agus Suharjoko, S.Sn)

Congngo'lah...

Jumat, 07 Agustus 2009

HITAM


Catatan tuk begawan teater


(patah kepak sayapmu...

diusiamu yang selalu kita butuhkan

acungan tanganmu, menusuk langit

lalu ragamu...akan berbunga dengan tunas-tunasmu.)


Bukanlah warna

Jika jiwa ini tak lagi berbicara

Hanyalah mampu menawarkan kehendak

Namun tak lagi mengucapkan sejarah

Catatan-catatan kecil itu

Penuhi ruang-ruang kosong

Disudut sesaknya coretan tawa dan sedih

Yang terajut dari waktu ke waktu

Kenangan yang pernah singgah

Diantara senyum dan kegetiran bersama

Sekarang...

Aku tak lagi mampu melangkah

Dan...

Hanya nganga yang besar

Menelanmu

Diantara masa silam

Tak lagi menjadi

Kawah candra dimuko

Saat memncari

Dan mendalami ilmu kehidupan

Aku nganga

Yang menganga

Di warna hitammu

Tanpa makna

karena hitam tak lagi menjadi warna

(7 juli 2009, blue jeansmu terlepas dan sayapmu tak lagi mengepak)



Congngo'lah...

Pengikut

 

TANAH KAPOR | Creative Commons Attribution- Noncommercial License | Dandy Dandilion Designed by Simply Fabulous Blogger Templates